REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan, Maruarar Sirait, mengatakan koalisi yang dibangun oleh partainya bukan transaksional tapi yang bisa diajak bekerja sama untuk membangun negeri ini.
"Yang pasti kami bekerja sama, tidak transaksional. Koalisi kami belajar dari apa yang terjadi, seperti yang terjadi di Setgab dengan Pak SBY," kata Maruarar Sirait di Teuku Umar, Menteng, Jakarta, Selasa.
Menurut dia, banyak kasus yang terjadi pada koalisi berbentuk sekretariat gabungan (Setgab) seperti partai pengusung suaranya tidak seragam meskipun dalam pemerintahan.
"Kasus Century, BBM, mafia pajak. Yah kami belajar dari situ," kata dia.
Pada beberapa waktu lalu, calon presiden dari PDI Perjuangan Joko Widodo mengatakan dirinya ingin merangkul banyak partai dengan catatan tidak ada hitung-hitungan kursi menteri dan sebagainya.
"Usul menteri bisa saja, tapi sekali lagi bukan bagi-bagi kursi," ujar dia di Jakarta, Rabu (9/4).
Jokowi menegaskan kewajiban partai-partai yang ingin merapat dengan PDI Perjuangan yaitu mendukung roda dan kebijakan pemerintah agar menjadi kuat. Karena itu, dirinya ingin menegakkan sistem presidensil yang tidak mengenal koalisi tetapi oposisi.
"Kami menganut presedensial, yang tidak mengenal koalisi tetapi oposisi. Kalau koalisi gitu namanya parlementer. Kita gotong royong tapi tidak ngomongi jatah kursi," kata dia.