Senin 07 Apr 2014 21:14 WIB

KAI Ujicoba Rel di Jalur Longsor Tasikmalaya

 Kereta Malabar jurusan Bandung - Malang terperosok jurang di Cikerung, Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya, Sabtu (5/4). (foto: Septianjar Muharam)
Kereta Malabar jurusan Bandung - Malang terperosok jurang di Cikerung, Mekarsari, Kadipaten, Tasikmalaya, Sabtu (5/4). (foto: Septianjar Muharam)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Kereta Api Indonesia melakukan uji coba rel baru di jalur longsor KM244+0/1 di Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, dengan menggunakan lokomotif yang menarik batu bilas atau batu kricak.

"Pengerjaan rel sudah rampung, ujicoba akan dilakukan dengan lokomotif CC-203 yang menarik gerbong batu bilas atau batu kricak," kata Vice Presiden Public Relation PT

Kereta Api Indonesia Sugeng Priyono ketika dihubungi Antara dari Bandung, Senin.

Menurut Sugeng, uji coba jalur itu dilakukan pada pukul 22.00 WIB. Lokomotif itu sejenis dengan lokomotif yang biasa menarik rangkaian KA di jalur selatan.

"Mudah-mudahan saja berjalan lancar, sehingga bisa secepatnya dibuka. Sebelum dilintasi KA, kami harus memastikan jalur itu layak dan memenuhi standard untuk dilintasi," kata Sugeng.

Pengerjaan jalur rel yang longsor dilakukan setelah proses evakuasi KA tuntas. Perbaikan jalur rel itu dilakukan dengan mengerahkan 300 petugas satuan kerja (Satker) Perhubungan yang dilakukan 24 jam secara bergiliran.

Jalur rel dipindahkan sekitar tiga meter menjauh dari lokasi rel lama yang amblas terkena longsor yang mengakibatkan KA Malabar mengalami anjlok pada Jumat (4/4).

Sedangkan ruas rel yang diperbaiki sepanjang 200 meter. Selain jalur rel yang dipindahkan lokasinya, tikungan di lokasi tersebut juga lebih landai.

Hingga Senin malam, jadwal perjalanan KA jalur selatan dari Bandung ke arah timur Yogyakarta, Jateng dan Jatim terpaksa dialihkan menggunakan jalur utara Bandung - Cikampek - Cirebon - Purwokerto - Kroya.

Sementara itu Kepala Humas Daop II Bandung Zunerfin menyatakan terkait pemindahan jadwal perjalana KA ke jalur utara, maka terjadi pengaturan ekstra di jalur ke arah barat.

"Penumpang ke arah timur tidak terlalu terpengaruh dengan adanya pengalihan jalur itu, begitu pula sebaliknya," kata Zunerfin.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement