REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Rencanya pembangunan Kebun Raya Sumatera Selatan seluas 100 hektare di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir nantinya akan dikembangkan menjadi pusat penelitian dan pendidikan. Tak hanya itu, keberaradaa kebun itu juga akan menjadi objek pariwisata setelah melengkapi berbagai infrastruktur pendukung secara bertahap dalam tiga tahun ini.
"Kebun Raya Sumsel ini dalam pengembangannya membutuhkan waktu tiga tahun ke depan atau pada 2017 ditargetkan sudah tuntas dan diresmikan," kata Kepala Badan Penelitian Pengembangan dan Inovasi Daerah Sumatera Selatan Ekowati Retnaningsih dalam laporannya kepada Gubernur H Alex Noerdin, Rabu (2/4) malam.
Pembangunan kebun raya ini yang mendapat legalitas dari Kementerian Kehutanan sebagai kawasan hutan dengan tujuan khusus pada 5 September 2011 membutuhkan dana pada 2015-2017 sebesar Rp394,17 miliar.
Kebutuhan dana tersebut bersumber dari APBN sebesar Rp158,77 miliar, partisipasi dari para mitra Rp167,77 miliar dan APBD Sumsel Rp67,62 miliar.
Ekowati menjelaskan, fokus pengembangan Kebun Raya Sumsel menjadi pusat penelitian dan pendidikan konservasi alam bekerja sama LIPI dalam pembibitan ratusan spesies jenis tanaman dan tumbuhan obat-obatan herbal, serta pariwisata.
Selain itu juga tanaman-tanaman langka khas Sumatera Selatan sehingga akan melengkapi kawasan ini sebagai pusat koservasi "ex situ" lahan basah pertama di Indonesia, katanya.
Kemudian penanaman 1.000 jenis tanaman pohon pengarah seperti ketapang, angsana, dan sirsak dibantu Balai Tanaman Kehutanan Kementerian Kehutanan.
Khusus bantuan dari mitra sejumlah perusahaan seperti PT Bukit Asam akan membangun zona B yaitu kantor pengelola dan pusat informasi pengunjung, PT Pertamina membantu membangun rumah kaca tanaman koleksi, dan PT Sinar Mas Grup mengembangkan tanaman tematik koleksi tanaman obat-obatan.
Sedangkan perusahaan kontraktor minyak bumi dan gas PT Conoco Philips membantu membangun gedung pusat pendidikan, dan asosiasi Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) memfasilitasi pembangunan perpustakaan.
Untuk pengembangan tanaman obat-obatan lainnya juga akan dikoordinir SKK migas, serta partisipasi penanaman jenis tanaman lain dikoordinir Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Sumsel, serta sejumlah pihak perbankan.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin menjelaskan, untuk pengelolaan kebun raya tersebut dibutuhkan orang-orang yang memiliki inovasi dan kreativitas terutama sektor pariwisata.
Sebab kawasan konservasi ini akan bisa dijadikan sebagai tempat wisata berburu, serta pengembangan habitat unggas seperti belibis, dan merbau liar.
"Mestinya nanti Kebun Raya Sumsel ini harus berkembang pesat baik segi ekonomi, sosial, dan budaya jika dikelola orang-orang profesional yang memiliki inovasi yang tinggi. Sumsel saat ini membutuhkan sumberdaya manusia yang handal untuk terus memacu pembangunan daerah," ujarnya.
Menurut dia, kehadiran Kebun Raya Bogor Sumatera Selatan sejalan dengan pelestarian hutan dan pengembalian spesies plasma nuftah yang selama ini mengalami kerusakan akibat pembabatan hutan dan perburuan-perburuan satwa yang dilindungi.
"Manfaat pengembangan Kebun Raya Sumsel ini yang paling pokok salah satunya adalah pelestarian kawasan konservasi alam," katanya.
Kebun Raya tersebut sebelumnya adalah kawasan hutan produksi yang harus diselamatkan dari tindakan jahil yang merusak tatanan konservasi.
"Kita seharusnya bisa meniru Jepang yang diketahui selama ini paling banyak menggunakan bahan kayu untuk pembangunan, tapi kayu-kayu tersebut di impor dari luar termasuk Indonesia, sedangkan mereka tetap mempertahankan kelestarian hutannya," kata Alex.