REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menginginkan pemerintah mendatang hasil Pemilu 2014 dapat fokus untuk memajukan sektor transportasi guna meningkatkan daya saing logistik nasional.
"Sampai hari ini kami masih belum melihat pemimpin-pemimpin yang berbicara tentang transportasi. Padahal, transportasi adalah urat nadi perekonomian suatu negara," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Logistik Carmelita Hartoto dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Menurut Carmelita yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pemilik Kapal Nasional Indonesia (INSA), transportasi terutama di sektor laut seharusnya menjadi moda transportasi yang paling murah.
Namun pada kenyataannya, ujar dia, berbagai beban lain mengakibatkan moda transportasi laut menjadi mahal khususnya karena beragam tarif kepelabuhanan seperti bongkar muat yang dinilai membebani masyarakat.
Ia mengingatkan, selain transportasi laut, transportasi sektor darat juga memiliki banyak pembangunan yang belum memadai seperti monorel dan kereta api.
Sementara itu, Wakil Ketua INSA Asmari Herry menginginkan hasil Pemilu 2014 akan menghasilkan keberpihakan terhadap transportasi dan logistik agar harga bahan baku bisa murah dan merata di seluruh wilayah RI.
"Untuk peraturan yang ada sudah bagus tetapi yang kurang adalah konsistensi dalam implementasi," ujarnya.
Asmari mengutarakan harapannya agar pemerintah benar-benar menunjukkan keberpihakan kepada kondisi transportasi dan logistik sehingga tidak ada distorsi dan kesenjangan harga yang besar antarwilayah.
Ia mengingatkan bahwa daya saing logistik nasional Indonesia masih berada pada urutan ke-59 dunia, jauh di bawah urutan Singapura, Malaysia Thailand dan Vietnam.
"Dengan potensi sumber daya transportasi laut dan logistik yang besar, Indonesia bisa memperbaiki rankingnya di kawasan Asean," katanya.
Baik Kadin maupun INSA berpendapat bahwa dengan potensi demografi dan geografis, seharusnya ranking Indonesia bisa diperbaiki menjadi urutan ke-15 dunia.