Ahad 23 Mar 2014 08:40 WIB

RTH Minim, Kawasan Bandung Utara Rawan Longsor

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Yudha Manggala P Putra
Longsor (ilustrasi)
Foto: telegraph.co.uk
Longsor (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG---Masyarakat yang tinggal di Kawasan Bandung Utara (KBU), harus waspada. Terutama, saat curah hujan tinggi. Minimnya Ruang Terbuka Hijau (RTH) membuat rawan dari bencana longsor. Karena, tidak ada penopang untuk menahan pergerakan tanah.

Menurut Kabid Gerakan Tanah dan Gempa Bumi,Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG),  Gede Suantika, pihaknya mencatat beberapa kriteria tanah di KBU. Kawasan tersebut, rawan dari bencana longsor.

Jadi, berdasarkan kaki longsor dari peta gerakan tanah yang di buat PVMBG belum lama ini, wilayah itu kelerengannya terlalu curam. Tanahnya sarang air, tidak ada pohon yang terakar tumbuh disana. Kemudian, pemicu longsor hujan beberapa hari terjadi meperlemah tanah.  ''Terlebih ada pemicu  paling besar getaran yang lewatnya atas tanah tersebut," ujar Gede belum lama ini.

Menurut Gede, bangunan yang berada di bawah lereng di lembang sebetulnya tidak menyebabkan longsor. Namun, bangunan tersebut menjadi rawan karena terkena dampak dari longsor.

"Bangunan (KBU)  tidak menyebabkan longsor. Tapi kawasan itu berada di rawan dampak bencana longsor baik yang dibawah tebing ataupun yang diatas tebing," katanya.

Selain itu, kata dia,  jalan-jalan di KBU juga terancam longsor lantaran kondisi tanahnya yang tidak stabli. Dia berharap, pemerintah segera membetulkan jalan sehingga layak dipakai. "Kami berharap dibetulkan jalan tidak ada kecelakaan lagi. Pembetulan itu uang berwenang pemerintah," katanya.

Gede juga berharap pemerintah melakukan intervensi genering atau penguatan pada tebing-tebing agar longsor bisa diminimalisasi. Karena, daerah seperti itu generingnya harus kuat. ''Sekarang tinggal kebijakan kabupaten dan pemerintah provinsi mengenai  penataan ruang disana bagaimana.  Kalau ditetapkan untuk dibangun harus mematuhi aturan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement