REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI-- Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia Said Iqbal menilai Pemilu Legislatif 2014 merupakan momentum penting untuk kaum buruh Indonesia. "Oleh karena itu, buruh akan memilih calon presiden mendatang yang memiliki komitmen terhadap kesejahteraan buruh," kata Said dalam siaran pers yang diterima Antara di Bekasi, Jumat.
Menurut dia, sejumlah kriteria tersebut di antaranya, memastikan 1 Juli 2015 seluruh buruh wajib mendapatkan jaminan pensiun. "Karena hingga saat ini hanya 0,05 persen buruh yang mempunyai jaminan pensiun. Dengan kata lain 99,95 persen buruh tidak mempunyai jaminan pensiun, sehingga mereka tidak mempunyai masa depan setelah bekerja berpuluh - puluh tahun," katanya.
Menurut dia, calon presiden tersebut juga harus berorientasi kepada peningkatan daya beli masyarakat termasuk kaum buruh melalui kebijakan penetapan upah layak. "Caranya dengan mengubah 60 item kebutuhan hidup layak (KHL) menjadi 86 item KHL. Karena dalam 60 item KHL juga tidak masuk akal, misal, mana mungkin buruh dalam satu bulan mengonsumsi beras hanya 10 kilogram, 5 potong ikan segar, 3/4 kg daging, tidak mempunyai televisi, tidak membeli bedak untuk buruh perempuan," katanya.
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan upah layak tersebut, kata dia, maka di tahun 2015 upah minimum harus naik sebesar 30 persen agar Indonesia dapat mengejar ketertinggalan upah. "Bila dibandingkan Thailand dan Filipina, Indonesia sudah masuk dalam kategori negara terkaya nomor 15 di dunia, sehingga agar masuk menjadi kategori maju, maka upah buruh di Indonesia harus dinaikkan secara signifikan oleh presiden baru melalui kebijakannya," katanya.
Said menambahkan, dua isu utama tersebut akan disampaikan oleh buruh Indonesia pada saat perayaan "MAY DAY" di seluruh Indonesia untuk mendukung Capres yang pro buruh dan mau mewujudkan isu tersebut.