REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pasca aksi mogok massal penolakan beroperasinya bus sekolah oleh sopir Koperasi Wahana Kalpika (KWK) T14, pada hari Jumat lalu. Kini bus sekolah yang melintasi jalur Lubang Buaya- Cilangkap - Cipayung- Ciracas hingga Kalisari. berhenti beroperasi, Selasa (18/3).
Pemberhentian itu menurut pihak UPT Bus Sekolah, untuk melakukan evaluasi ulang terhadap jalur yang dilalui oleh KWK T14. Sehingga dengan evaluasi tersebut tidak ada lagi jalur yang berintrgrasi langsung dengan Angkutan Perkotaan (Angkot).
Marihot Marulitua Sirait, pihak UPT Bus Sekolah mengatakan, sebelumnya pihaknya telah melakukan uji coba. Adapun soal penolakan oleh para sopir KWK, ia sudah memprediksi hal itu pasti akan terjadi. Namun, karena program masterplan pihaknya tetap mengoperasikan Bus Sekolah di jalur tersebut. " Ke depan akan dicarikan rute yang tak banyak bersinggungan dengan angkot," ujar dia.
Dan setelah evaluasi, nantinya rute akan dialihkan. Mungkin yang paling berpeluang adalah di jalur Kalisari. Karena menurut pihak UPT jalur tersebut banyak anak sekolah serta jalur tidak banyak bentrok dengan angkot.
Marihot juga mengemukakan program masterplan pengembangan jalur Bus Sekolah dibuat oleh pihak konsultan.
Kemudian pihaknya akan melakukan validasi masterplan tersebut, sebelum diresmikan. Karena dalam pembuatan masterplan pihak konsultan tidak memikirkan apakah jalur yang akan dilalui oleh Bus Sekolah akan bentrok dengan jalur angkot, terang Marihot.
Sementara itu untuk rute besar seperti di jalur Kampung Melayu hingga Lapangan Banteng cenderung tidak ada penolakan dari para sopir angkot maupun yang lainnya. Karena di rute-rute besar banyak penumpang non anak sekolah, sehingga angkot maupun angkutan lainnya tetap mendapatkan penumpang.
Untuk saat ini kata Marihot penumpang Bus Sekolah yang terbanyak ada di jalur Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jalan Raya Bogor sampai Gandaria. Setiap harinya jalur tersebut bisa mencapai 1.800 pelajar.
Pemberhentian Bus Sekolah di jalur dari Lubang Buaya hingga Kalisari, di sambut hangat oleh para Sopir angkot KWK T14.
Nurdiansyah (43) misalnya, sopir yang ikut mogok massal Jumat lalu. Dia mengatakan pemberhentian Bus Sekolah sudah seharusnya. Sebab, jalur KWK T T14 terbilang sepi jika tidak ada anak Sekolah. "Baguslah kalau sudah berhenti, itu tanda mereka (Pemerintah) masih punya hati Nurani," ucap dia.
Kegembiraan juga dialami oleh Dulmadi (37), dia mengaku tidak ada pendapatan selama Bus Sekolah beroperasi walaupun cuma satu hari. Tapi dia mengimbau kepada pihak UPT agar memikirkan matang-matang sebelum membuka jalur Bus Jakarta.