Senin 17 Mar 2014 20:02 WIB

Pemkot Surabaya Masih Negoisasi Rumah Tempat Lahir Soekarno

Rep: rr laeny sulistywati/ Red: Taufik Rachman
Walikota Surabaya Tri Rismaharani
Foto: Antara
Walikota Surabaya Tri Rismaharani

REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Rumah tempat lahir presiden pertama Indonesia Soekarno di  di Jalan Pandean IV nomor 40, Kota Surabaya, Jawa Timur (Jatim) ternyata belum dimiliki oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meski berstatus sebagai cagar budaya. Untuk itu, Pemkot Surabaya masih terus bernegosiasi menawar harga jual rumah tersebut.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, saat ini pihaknya terus berupaya negosiasi harga jual rumah yang kini ditempati Jamilah (40 tahun) itu. Sehingga Pemkot Surabaya dapat merawat rumah itu sebagai cagar budaya.

Namun terjadi perbedaan harga yang ditawar pihaknya dengan harga jual yang diminta pemilik rumah. Pihaknya menawar Rp 300 juta namun yang memiliki rumah mematok harga jual hingga Rp 5 miliar.

''Kami masih mencoba mencari titik temu (harga jual rumah),” katanya saat menemani putri Soekarno sekaligus ketua umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri di kediaman Soekarno di Jalan Pandean, Senin (17/3).

Sementara itu, Megawati datang bersama rombongan yaitu anaknya Puan Maharani, Guruh Soekarnoputra melakukan kunjungan (napak tilas) di kediaman Soekarno. “Ini merupakan napak tilas, mengunjungi tempat kelahiran Bung Karno,” kata Megawati, Senin.

Setelah melihat rumah tersebut, pihaknya meminta balai penelitian budaya memastikan apakah betul ini tempat tinggal salah satu tokoh proklamator itu. Dia menjelaskan, Soekarno lahir pada sekitar tahun 1901.

Dan di rumah tersebut informasinya ditempati oleh seorang guru yang tidak lain ayah dari Bung Karno. Bila melihat informasi sejarah itu kemungkinan dulu bapak dan ibu Bung Karno memang yang menempati rumah itu. “Makanya untuk memastikan semuanya harus ada penelitian sejarah dahulu,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement