REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyerahkan revitalisasi Kota Tua kepada pihak swasta. Nantinya, swasta akan mengelola Kota Tua agar kembali bergairah.
“Konsep swasta semua,” ujar Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama kepada wartawan di Balai Kota, Jakarta, Rabu (12/3).
Ahok, demikian ia biasa disapa, berkata, pihak swasta bakal membeli atau menyewa sekitar 85 gedung di Kota Tua yang sudah tidak terurus. Kemudian, kata Ahok, mereka akan membangun usaha secara bersama-sama.
Tujuannya agar Kota Tua menjadi lebih hidup dan ramai dikunjungi wisatawan. “Mereka akan buka usaha bersama. Daripada buka sendiri kan sepi,” kata mantan bupati Belitung Timur itu.
Guna mengoptimalkan program revitalisasi tersebut, Pemprov DKI akan menggandeng pihak lain, yakni Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI, sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta yayasan peduli bangunan tua dan sejarah.
Program revitalisasi Kota Tua dimulai Kamis (13/3) malam saat digelar festival dan pameran seni Fiesta Fatahillah. Festival itu digelar PT Pembangunan Kota Tua Jakarta (Jakarta Old Town Revitalization Corporation) dan Kelompok Pelestarian Budaya Kota Tua Jakarta (Jakarta Endowment For Art & Heritage).
“Fiesta Fatahilah menandai dimulainya revitalisasi Kota Tua,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Arie Budiman di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Kamis (13/3).
Fiesta Fatahillah, antara lain, festival makanan tradisional dan pameran seni rupa kontemporer karya 47 seniman Indonesia, termasuk di antaranya Agus Suwage dan Dolorosa Sinaga. Karya-karya seni rupa tersebut akan dipamerkan di lantai dua Kantor Pos Fatahillah selama enam bulan.
Sementara, dalam festival makanan tradisional, ada 30-an ragam penganan yang disajikan selama 13-16 Maret 2014.