Kamis 13 Mar 2014 23:21 WIB

Operasi Bom Air Digeser ke Dumai

  Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2).   (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)
Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2). (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Operasi penanggulangan bencana asap Riau menggunakan "water bombing" (bom air) digeser ke Kota Dumai. Dengan tujuan target memadamkan api di lahan gambut Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang digagas Sinar Mas pada tahun 2009.

"Peralatan operasi kita geser ke Dumai untuk mensiasati arah angin yang membawa kabut asap dari cagar biosfer yang menutupi bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru," ujar Kepala Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau, Brigjen TNI Prihadi Agus Irianto melalui telepon seluler dari Pekanbaru, Kamis (13/3).

Lahan gambut dalam yang berada di kawasan konservasi dunia Giam Siak Kecil-Bukit Batu yang ditetapkan sebagai cagar biosfer oleh UNESCO tahun 2009 telah terbakar dan sulit untuk dilakukan pemadaman.

Berdasarkan data Kementerian Kehutanan menyebutkan sekitar 3.000 hektare Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu terdiri dari 800 hektare zona inti serta 2.200 hektare zona transisi dan zona penyangga terbakar akibat aktivitas pembalakan liar.

Menurut Prihadi, kabut asap pekat yang melanda wilayah Kota Pekanbaru telah melumpuhkan aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syaruf Syarif Kasim II dengan seluruh maskapai menghentikan operasi di bandara tersebut.

Dengan dipindahkan alat operasi "water bombing" berupa delapan unit helikopter, maka operasi pemadaman yang dilakukan tidak lagi melawan arah angin. "Ibaratnya, operasi pemadaman cagar biosfer ini akan dilakukan dari arah 'punggung'," katanya.

Dari delapan helikpopter, lanjutnya, dua diantaranya berukuran besar yakni jenis Sikorsky dan Commanche yang bisa membawa lima ton air sekali terbang.

"Mudah-mudahan operasi yang kita lakukan bisa berhasil," ujarnya.

Berdasarkan data Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau terakhir menyebutkan, sekitar 13.009 hektare lahan di Provinsi Riau telah hangus terbakar dalam kurun waktu enam pekan terakhir.

Data operasi lapangan Satgas Penanggulangan Bencana Asap Riau mencatat, sekitar 10.618 hektare lahan terbakar sudah dalam kondisi padam dari 13.009 hektare yang terbakar, namun sebagian besar masih berasap.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) awal pekan ini menyatakan, telah menaburkan enam ton garam dalam penerapan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk merangsang terjadinya hujan di atas Provinsi Riau.

"TMC atau penaburan garam telah dilakukan sejak enam hari ini oleh BPPT," kata Kepala Bidang Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo.

Data realisasi penerbangan TMC oleh BPPT menyatakan penyemaian garam dilakukan di tujuh wilayah kabupaten/kota di Riau seperti Kabupaten Siak, Pelalawan, Kuantan Singingi, Rokan Hilir, Kampar, Rokan Hulu dan Kota Dumai.

Satgas Tanggap Darurat Bencana Asap Riau telah menyiapkan 25 ton garam untuk modifikasi cuaca hujan buatan dalam pemadaman kebakaran lahan dan hutan yang terjadi pada sekitar 13.009 hektare yang terbakar di Riau.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement