REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo hari ini meresmikan dimulainya program revitalisasi kawasan Kota Tua, Kamis (13/3). Acara peresmian tersebut digelar bersamaan dengan pembukaan acara Jakarta Contemporary Art Space di halaman Museum Fatahillah.
Dalam sambutannya, Jokowi mengaku ia telah sejak lama mengamati Kota Tua. Setelah sekian kali mengitari kawasan yang dipenuhi gedung-gedung bergaya kolonial tersebut, disitulah terbit ide untuk memulai program revitaliasi.
"Saat itu dalam hati saya putuskan tahun ini harus mulai direvitalisasi," ujarnya di hadapan ratusan tamu undangan yang hadir.
Mantan Wali Kota Solo itu mengatakan, Kota Tua merupakan sebuah warisan budaya dan sejarah yang luar biasa besar. Karenanya, pemerintah harus memberikan perhatian serius pada kawasan yang memiliki luas 284 hektare tersebut.
Jokowi menyebut, Cina dan Rusia merupakan contoh negara yang sangat sukses mengelola kota tua. Setiap tahun, kata dia, pemerintah kota setempat paling tidak menganggarkan dana Rp 3,5 triliun untuk merawat gedung-gedung tua.
"Hampir setiap hari libur, gedung-gedung tua di sana dipenuhi turis. Padahal kota tuanya belum selesai. Kalau dibandingkan dengan Kota Tua di Jakarta, harusnya kita mempunyai potensi yang lebih besar," ucap dia.
Jokowi mengatakan, program revitalisasi Kota Tua tidak hanya dikerjakan Pemprov DKI saja. Tetapi juga oleh konsorsium yang terdiri dari BUMN, swasta, dan perorangan.
Sebab, kata dia, pemilik gedung-gedung tua di kawasan itu juga terdiri dari banyak pihak. Program revitalisasi tersebut, direncanakan rampung dalam waktu lima tahun.