Kamis 13 Mar 2014 18:39 WIB

Disdik Indragiri Hulu Perpanjang Liburan Siswa

  Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2).   (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)
Kepulan asap dari hutan terbakar terlihat di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil Kabupaten Bengkalis, Riau, Jumat (28/2). (Antara/Satgas Bencana Asap Riau)

REPUBLIKA.CO.ID,RENGAT--Dinas Pendidikan Kabupaten Indragiri Hulu menambah libur siswa kelas 1-3 Sekolah Dasar, Taman Kanak-kanak dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sabtu (15/3), akibat kabut asap yang semakin tebal menyelimuti daerah tersebut.

"Terjadinya kabut asap sempat meresahkan pelajar karena berisiko terjangkit penyakit Inspeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Maka kami mengambil kebijakan untuk menambah libur sekolah," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Indragiri Hulu Hefnan Endri di Rengat, Kamis.

Pemerintah setempat sebelumnya telah membuat kebijakan meliburkan sekolah pekan ini dari mulai Senin hingga Rabu (10-12/3), dari aktivitas belajar dan mengajar secara serentak di sekolah sebagai dampak dari kebakaran hutan dan lahan di Riau.

Menurut Hefnan, kebijakan meliburkan pelajar sudah disampaikan ke seluruh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pendidikan se-Indragiri Hulu agar bisa segera melakukan koordinasi dengan pihak terkait, termasuk kabupaten tetangga.

Khusus bagi siswa kelas 4, 5 dan 6 SD, serta pelajar SMP dan SMA sederajat, pihaknya masih melihat perkembangan terakhir terkait kabut asap yang menyelimuti daerah tersebut yang cenderung menunjukan tren semakin naik.

"Kalau misalnya kabut asap semakin tebal dan semakin membahayakan bagi kesehatan, maka bisa saja seluruh pelajar liburkan dari mulai kelas 4 SD hingga SMA demi menjaga kesehatan mereka," ucapnya.

Dinas Pendidikan Indragiri Hulu berharap kebijakan meliburkan sekolah mendapat didukung orang tua siswa dengan melakukan pengawasan, agar anaknya tidak berkeliaran di luar rumah karena pihaknya telah memberi tugas ke siswa.

Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Indragiri Hulu Evi Irma Junita menjelaskan, pihaknya tidak bisa menentukan apakah kualitas udara di daerah itu baik atau tidak termasuk kategori berbahaya.

"Kami belum memiliki alat untuk ukur kualitas udara. Namun bila dilihat secara visual, kabut asap sudah tidak sehat. Ini dibuktikan dengan semakin banyaknya warga yang terserang ISPA seperi batuk kering," jelasnya.

Berdasarkan data yang disampaikan Puskesmas se-Indragiri Hulu sejak 10 Februari hingga 11 Maret 2014, jumlah penderita ISPA di kabupaten itu mencapai 2.035 orang atau meningkat dibanding kondisi cuaca normal dengan rata-rata 1.500 kasus per bulan.

"Bila penderita ISPA ini sudah meningkat hingga 100 persen dari biasanya, maka sudah masuk kategori luar biasa. Yang paling rentan terserang penyakit ini seperti bayi, balita, ibu hamil, mereka berusia lanjut, apalagi anak sekolah," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement