REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak, Seto Mulyadi, mengatakan Seleksi Masuk Nasional Perguruan Tinggi Negeri (SMNPTN) seharusnya memperbolehkan anak-anak difabel mengikuti semua jurusan.
Pasalnya, ujar Seto Mulyadi, Indonesia sudah meratifikasi konvensi internasional yang menghargai hak-hak masyarakat difabel untuk memperoleh pendidikan.
Penyandang tuna netra misalnya, jelas Seto Mulyadi, bisa dibantu dengan huruf braille. Penyandang tuna rungu bisa dengan bahasa isyarat.
''Banyak sekali anak-anak difabel yang bisa berhasil dan sukses dalam profesi yang ditekuni,'' katanya.
Advertisement