REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Konsultan Lingkungan Riau, Komala Sari, ST, M.Si menyatakan kebakaran hutan secara luas di Provinsi Riau telah menyebabkan pemanasan global dan meningkatnya suhu bumi sekaligus mengancam keselamatan kehidupan manusia dan lingkungan hidup.
"Ancaman ini muncul karena asap biomassa yang keluar akibat kebakaran hutan mengandung berbagai komponen yang berbahaya, yang terdiri dari gas maupun partikel-partikel," kata Komala Sari di Pekanbaru, Selasa (11/3).
Ia mengatakan itu terkait kini Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) Riau sudah mencapai 14.837 hektare lebih, termasuk kawasan gambut Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu dan sejumlah kawasan perkebunan lainnya.
Selain jatuh korban penderita ISPA, Pneumoni, seorang warga Kabupaten Kepulauan Meranti Muhammad Adli (63 tahun), meninggal setelah mengalami luka bakar di punggung, diduga akibat terjatuh di lahan gambut yang terbakar seperti informasi Kapolres Kepulauan Meranti, Ajun Komisaris besar Zahwani Pandra Arsyad.
Menurut Komala yang sedang menyelesaikan program doktoral ilmu lingkungan UNRI itu, komponen gas yang besar peranannya mengganggu kesehatan adalah karbon monoksida (CO) dan Aldehid.
Selain itu akibat merugikan dari ozon, Nitrogen oksida, Karbon dioksida, dan Hidrokarbon sebagai dampak Karhutla itu.
Ia mengatakan, dalam kebakaran hutan, berbagai jenis zat dapat terbang jauh dan dalam transportasi ini dikonversikan menjadi gas lain seperti ozon, atau berubah menjadi partikel seperti spesies nitrat dan oksigen organik.
"Partikulat dalam asap kebakaran hutan punya peranan penting dalam mempengaruhi derajat kesehatan manusia," katanya dan menambahkan bahwa partikulat berukuran kecil paling berpotensi besar mengancam kesehatan, yaitu PM 10, PM 2,5, PM 1,0 atau Total Suspended Particulate (TSP). Parahnya, katanya lagi, kabut asap akibat kebakaran hutan yang berlangsung lama ini, maka dapat diperkirakan, banyak komponen polutan utama biomassa yang dihirup oleh manusia.
Iamemandang bahwa kebakaran hutan yang secara luas menyebabkan pemanasan global dan meningkatnya suhu bumi menjadi ancaman yang serius bagi keselamatan lingkungan hidup dan kehidupan manusia.
"Secara ekologi dampak karhutla itu telah mengganggu fungsi hidrologi hutan padahal hutan mempunyai peranan penting terkait fungsi hidrologi seperti meningkatkan curah hujan, aliran sungai, mengatur fluktuasi aliran sungai meningkatkan aliran rendah musim kemarau, mengurangi erosi, mengurangi banjir, meningkatkan mutu pasokan air," katanya.