REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat ada 245 orang korban meninggal akibat bencana yang terjadi sejak awal 2014. "Dari Januari hingga bulan ini saja, ada 372 kali kejadian. Korban meninggal mencapai 245 jiwa, luka-luka 1.523 jiwa dan korban mengungsi 1.044.990 jiwa," kata Kepala BNPB Syamsul Maarif saat rapat dengar pendapat di Komisi VIII DPR RI, Jakarta, Selasa (4/3).
Berdasarkan data BNPB, sekitar 80 persen korban didominasi oleh bencana hidro meteorologi, seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan serta gelombang pasang. Sejak awal tahun, pihaknya juga mencatat ada 3.000 unit lebih rumah yang rusak berat, 603 unit rumah rusak sedang, 5.637 unit rumah rusak ringan dan sebanyak 271.109 unit rumah terendam.
Sementara itu, sebanyak 54 unit sarana pendidikan, 51 unit sarana peribadatan dan 17 sarana kesehatan juga mengalami kerusakan. Ada pun lahan pertanian yang rusak mencapai 54.972 hektare. "Tren ke depan akan terus meningkat, karena kebutuhan manusia yang selalu berkembang dan yang menjadi persoalan tersendiri untuk masalah kependudukan," katanya.
Dijelaskan Syamsul, pada 2014, jumlah kejadian banjir mencapai 148 kali dengan korban hilang dan meninggal hilang 66 jiwa serta 7 lainnya luka. Sebanyak 1.260.882 jiwa harus mengungsi karena ada 484 unit rumah yang rusak berat, 69 unit rumah rusak sedang dan 123 unit rumah rusak ringan. Sedangkan 269.903 unit rumah ikut terendam banjir.
"Selanjutnya, tanah longsor menempati urutan kedua, dengan 99 kejadian. Korban hilang 72 jiwa, luka-luka 31 jiwa serta sekitar 14.296 jiwa lainnya harus mengungsi," jelasnya.
Ada pun rumah yang rusak berat akibat tanah longsor mencapai 1.474 unit, rumah rusak sedang 204 unit, rumah rusak ringan 741 unit dan 50 unit lainnya terendam karena longsor. Bencana longsor juga merusak sarana pendidikan dan 63 hektare lahan pertanian.
Puting beliung menempati kejadian di peringkat ketiga, yaitu sebanyak 94 kali kejadian. Total korban meninggal mencapai 35 jiwa, luka-luka 34 jiwa, dan 1.509 jiwa mengungsi. Ada pun rumah rusak berat sebanyak 401 unit, eumah rusak sedang 267 unit, rumah rusak ringan 3.546 unit. Sementara itu, sarana pendidikan yang rusak sebanyak 12 unit, sarana peribadatan 19 unit, dan 3 unit sarana bangunan lain.
Selanjutnya, bencana gelombang pasang terjadi 6 kali dan mengakibatkan 3.000 jiwa mengungsi karena 13 unit rumah rusak berat dan 642 unit rumah rusak ringan. "Letusan gunung api ada dua kejadian. Yang meninggal dan hilang 24 jiwa, korban luka-luka 1.423 jiwa dan sebanyak 120.839 jiwa harus mengungsi," jelasnya.