REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Pos pengamatan gunung api mencatat frekwensi gempa Gunung Lokon di Kota Tomohon, Sulawesi Utara di bawah seratus kali dalam sebulan.
"Sehari kadang-kadang terekam tiga kali atau lebih. Kira-kira di bawah seratus kali. Frekwensi kegempaan ini relatif lebih menurun dibanding waktu-waktu sebelumnya," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Bandung di Kakaskasen, Farid Ruskanda Bina, Senin.
Dia mengatakan, dengan tren frekwensi kegempaan seperti ini aktivitas vulkanik cenderung menurun dan sementara menuju pada fase normal.
"Sudah beberapa bulan ini tren kegempaannya terus menurun. Boleh dikata aktivitasnya mulai stabil pascaletusan pada tahun lalu. Meski demikian, kami terus melakukan pemantauan dan rutin melaporkannya ke PVMBG Bandung," katanya.
Dia mengharapkan, pemerintah kelurahan yang terjangkau radius bahaya tetap mengingatkan warga agar tidak melakukan aktivitas sejauh 2,5 kilometer dari kawah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan apabila terjadi erupsi tiba-tiba.
"Koordinasi dengan PVMBG Bandung ataupun dengan jajaran pemerintah kota terus dilakukan. Pasti akan ada pemberitahuan apabila terjadi peningkatan aktivitas," katanya.
PVMBG menetapkan status siaga level III sejak akhir Juli 2011, dan rentetan letusan nanti berhenti pada September 2013.
Saat ini petugas pos pengamatan telah mengusulkan penurunan status dari siaga level III ke waspada level II dengan melihat tren kegempaan yang relatif menurun.