Senin 03 Mar 2014 10:32 WIB

Pengendara Keluhkan Banyak Polisi Tidur di Krukut

Rep: Elba Damhuri/ Red: Fernan Rahadi
Alat pembatas kecepatan kendaraan atau yang kerap disebut \'Polisi Tidur\'.
Foto: WordPress
Alat pembatas kecepatan kendaraan atau yang kerap disebut \'Polisi Tidur\'.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sejumlah pengemudi mobil dan pengendara motor mengeluhkan banyaknya polisi tidur di jalan utama Krukut, Beji, Depok. Banyaknya penghalang jalan itu mengganggu kelancaran lalu lintas jalan yang menjadi alternatif menuju Jakarta itu.

Basri Abdullah, warga Beji yang setiap hari melewati jalan Krukut, mengatakan, munculnya sejumlah perumahan dan townhouse menjadi penyebab polisi-polisi tidur itu ada. "Mereka (pengembang) dengan seenaknya membuat polisi tidur yang mengganggu pengemudi," kata Basri, Senin (3/3).

Sebelumnya, kata dia, warga sempat membuat polisi tidur, namun langsung dibersihkan aparat. Giliran perumahan yang membangun polisi tidur itu, Basri mempertanyakan mengapa pemda atau aparat tidak langsung menutupnya. Ia mencurigai ada sesuatu yang menyebabkan perumahan-perumahan bisa seenaknya membangun polisi tidur di jalan utama.

"Seharusnya, polisi tidur dibuat di gerbang perumahan mereka, bukannya di jalan utama," kata Mia Rustam, pegawai bank di Jakarta yang tinggal di Sawangan. Ia setiap hari mengemudikan mobilnya melewati jalan Krukut.

Yang terjadi, perumahan-perumahan itu malah membangun polisi tidur di jalan utama. Menurut Mia, ini jelas tidak fair dan hanya merugikan pengguna jalan.

Sepanjang jalan Krukut memang muncul sejumlah perumahan baik besar maupun kecil. Tepat di pintu masuk perumahan, polisi-polisi tidur dibangun di jalan raya.

Polisi tidur itu berbentuk kecil-kecil ada empat garis pada satu titiknya sehingga kendaraan harus benar-benar mengerem. Di titik berikutnya, berjarak sekitar dua meter, dibuat lagi polisi-polisi tidur yang sama.

Macet menjadi pemandangan biasa pada jam-jam sibuk seperti masuk kantor dan sekolah akibat pengemudi menahan laju kendarannya. Selain perumahan, ada juga masjid baru yang di jalan utamanya dibangun juga polisi tidur serupa.

Basri meminta agar polisi-polisi tidur itu dihapus saja, dan rambu-rambu peringatan diperbanyak. "Sepertinya pemerintah tidak mau kerja keras dengan mengambil jalan pintas yang berbahaya," kata staf administrasi di sebuah media massa ini.

Permintaan senada juga disampaikan Mia yang mengaku kasihan melihat pengendara motor yang sering tergopoh-gopoh melewati polisi-polisi tidur itu. "Dihilangkan saja, ganti dengan rambu-rambu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement