REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Rencana Satgas Tanggap Darurat Asap untuk memadamkan kebakaran menggunakan helikopter pembom air terpaksa batal akibat pekatnya asap di Provinsi Riau pada Sabtu.
"Melihat situasi asap yang begitu pekat, heli tidak bisa terbang dan ditambah banket untuk penampung air juga belum terpasang," kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadi, Kol. Pnb. Andyawan, kepada wartawan di Posko Tanggap Darurat Asap Riau, Pekanbaru.
Satgas sejatinya pada hari ini akan melakukan operasi pemadaman lewat udara dengan menerbangkan dua helikopter ke lokasi kebakaran di Giam Siak Kecil, Kabupaten Bengkalis. Namun, pekatnya asap sisa kebakaran lahan dan hutan telah menurunkan jarak pandang hingga dinilai berbahaya untuk penerbangan.
Pekatnya asap juga membuat aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, terganggu.
Direktur Bantuan Darurat BNPB, Harmensyah, mengatakan plotting 43 titik api hasil survei Satgas udara di peta Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) menunjukan sebanyak 25 titik di area open access dan tiga titik di Cagar Biosfir Giam Siak Kecil. Selain itu, 15 titik api juga terdapat di area konsesi hutan tanaman industri (HTI).