REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kampus diharapkan memberikan kesempatan kepada para politisi untuk menyampaikan visi dan misinya dalam perspektif kajian ilmiah sebagai bagian dari pendidikan politik.
"Kesempatan itu diberikan dengan menjunjung tinggi norma-norma akademik," kata Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Edy Suandi Hamid di Yogyakarta, Jumat.
Menurut dia, dalam tahun politik 2014 sangat potensial kampus dijadikan ajang kampanye, baik oleh para calon anggota legislatif maupun para calon presiden.
Oleh karena itu, kata dia, Aptisi mengimbau agar kampus tetap menjunjung tinggi independensinya serta menjaga netralitas dan menahan diri dari dukung mendukung calon anggota legislatif atau calon presiden tertentu.
"Meskipun demikian, kampus hendaknya tidak steril dan tetap peduli terhadap masalah-masalah kebangsaan dan kenegaraan," kata Edy yang juga Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Ia mengatakan Aptisi turut menyampaikan keprihatinan terhadap bencana Alam seperti erupsi Gunung Sinabung di Sumatra Utara dan Gunung Kelud di Jawa Timur yang menimbulkan korban.
Oleh karena itu, kata dia, Aptisi meminta agar semua perguruan tinggi swasta ikut peduli terhadap bencana erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Kelud serta bencana di daerah lainnya.
Menurut dia, perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi swasta yang berada di wilayah Sumatra Utara dan daerah-daerah lainnya diharapkan untuk turun tangan dalam upaya tanggap darurat bencana bersama dengan pemerintah dan masyarakat.
"Kepedulian tersebut antara lain agar perguruan tinggi swasta dapat membebaskan biaya kuliah serta bantuan lainnya seperti biaya hidup bagi para mahasiswanya yang menjadi korban erupsi Gunung Sinabung dan Gunung Kelud," katanya.