Kamis 20 Feb 2014 20:48 WIB

Akibat Hujan Abu, Dua Orang Meninggal di Yogyakarta

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Fernan Rahadi
 Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2).    (Antara/Noveradika)
Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dampak dari abu vulkanik Letusan Gunung Kelud  selama tanggap darurat di DIY, sebanyak dua orang meninggal dan 1.315 tersena penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas).

''Satu orang meninggal karena terjatuh dari genteng dan satu orang meninggal karena kecelakaan di Wates, Kulonprogo,'' kata Kepala Dinas Kesehatan DIY Arida Oetami  dalam jumpa pers di Kantor BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) DIY, Kamis (20/2) sore.

Di samping itu, kata dia, sebanyak 165 kasus iritasi mata, 115 kasus radang tengorokan. ''Bagi masyarakat yang mengalami kecelakaan akibat abu vulkanik, apabila dalam waktu 1x24 melapor akan dibebaskan,''kata Rini  dari Dinas Kesehatan DIY.

Selanjutnya Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemda DIY Didik Purwadi mengatakan kerugian secara keseluruhan akibat abu vuklanik dampak erupsi Gunung Kelud belum bisa dihitung. Namun  ada beberapa asosiasi yang sudah melaporkan.

Dia memberi contoh, kerugian yang disampaikan asosiasi pariwisata sekitar Rp 2 miliar, karena biasanya hari Jumat-Ahad  biasanya wisatawan banyak, kerugian dari sebagian hotel melati sekitar Rp 50 juta, kerugian dari Angkasa Pura karena ditutupnya bandara sekitar Rp 5 miliar.

''Sementara untuk kerugian obyek wisata sedang dilakukan pendataan.

Meskipun Candi Prambanan dan Borobudur hari ini sudah dibuka untuk wisatawan , pengunjung belum boleh naik ke komplek candi,' 'jelas Didik yang juga Plt. Kepala Dinas Pariwisata DIY ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement