REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-- Calon presiden dari Partai Demokrat Hayono Isman mengatakan tidak setuju rencana reklamasi di Teluk Benoa, Kabupaten Badung, karena dinilai hanya akan menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan di Pulau Dewata
"Saya tak setuju dengan rencana reklamasi di Teluk Benoa, Kabupaten Badung karena itu hanya akan menimbulkan dampak negatif bagi alam Bali. Kita harus belajar dari reklamasi di Pulau Serangan, Kota Denpasar. Karena reklamasi itu berdampak pada abrasi di pantai sekitarnya," katanya dalam acara debat capres Demokrat di Denpasar, Selasa malam.
Ia mengatakan Bali selama ini sudah dikenal dengan pariwisata budayanya. Potensi seni budaya yang dimiliki Bali harus mampu mengangkat dunia pariwisata Bali seperti sekarang ini. "Budaya lokal yang diperkuat, bukan jenis wisata lain, seperti membangun akomodasi wisata lewat reklamasi di Teluk Benoa, saya tidak setuju itu," katanya.
Sementara itu, Guru Besar Universitas Udayana Prof Dr I Gde Parimartha menanggapi pernyataan Hayono Isman menyatakan potensi seni budaya Bali yang harus terus digali. "Apa yang disampaikan pak Hayono Isman sudah benar, bagaimana tradisi itu dipahami, tradisi dan keberagaman perlu diperhatikan, kita harus perhatikan aspek keberagaman budaya Bali, karena itu merupakan puncak-puncak kebudayaan nasional," katanya.
Debat capres Partai Demokrat di Denpasar berlangsung seru, karena masing-masing capres membawa pendukung, dan melakukan atraksi kesenian, seperti yang dilakukan capres Dahlan Iskan diiringi tarian Kecak menuju tempat debat capres di Hotel Aston Denpasar.
Sepuluh calon presiden Partai Demokrat yang ikut dalam debat capres di Denpasar adalah Irman Gusman, Dino Patti Djalal, Ali Masykur Musa, Dahlan Iskan, Gita Wirjawan, Endriartono Sutarto, Pramono Edhie wibowo, Hayono Isman, Sinyo Harry Sarundajang dan Anies Baswedan. Sementara Marzuki Alie absen dengan alasan menjalankan tugas kenegaraan sebagai Ketua DPR RI.