Selasa 18 Feb 2014 22:33 WIB

Pemda DIY Diminta Perhatikan Kualitas Udara pasca Hujan Abu Kelud

 Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2).    (Antara/Noveradika)
Pengendara motor berhenti di lampu merah ketika hujan abu vulkanik di Jl. Mataram, Yogyakarta, Jumat (14/2). (Antara/Noveradika)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Wahana Lingkungan Hidup DI Yogyakarta meminta pemerintah daerah setempat tetap memperhatikan kualitas udara pasca terdampak hujan abu vulkanik Gunung Kelud.

"Meskipun sudah ada langkah penyemprotan atau pembersihan di beberapa area utama kota, kualitas udara diharapkan tetap menjadi perhatian utama," kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) DIY, Halik Sandera, Selasa.

Menurut dia, kualitas abu vulkanik harus terus menerus mendapatkan pemantauan. Kandungan abu yang memiliki silika dioksida yang relatif tajam dapat menyebabkan infeksi saluran pernafasan akut (ispa) serta gangguan pernafasan lainnya.

"Efek bahayanya antara lain gangguan saluran pernapasan, bahkan kerusakan jaringan paru-paru," kata dia.

Apalagi, kata dia, pada dasarnya kualitas udara di Yogyakarta memang telah tercemar akibat kepadatan kendaraan yang melintas setiap harinya di wilayah itu. Pencemarannya sudah melampaui batas baku mutu keamanan udara.

Berkaitan dengan hal itu, menurut dia, Walhi juga meminta pemerintah segera menginstruksikan kepada masyarakat agar secara swasembada membantu melakukan pengerukan abu vulkanik di seluruh protokol jalan.

"Abu ini jangan sampai berlarut, karena tidak akan hilang dengan sendirinya meskipun mengandalkan turunnya hujan. Masyarakat bisa memasukkan ke dalam karung kemudian diambil oleh petugas," kata dia.

Menurut dia, pengerukan yang dimasukkan ke dalam karung atau plastik lebih diutamakan daripada upaya penyemprotan. Penyemprotan, menurut dia, justru akan menimbulkan dampak bencana lain yakni banjir akibat pendangkalan drainase.

''Kalau hanya dilakukan penyemprotan justru akan menimbulkan banjir, karena justru akan mempercepat sedimentasi abu yang akhirnya menyumbat drainase," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement