Selasa 18 Feb 2014 16:09 WIB

Gita: Kesejahteraan Petani Tak Bisa Ditawar

Rep: Heri Ruslan/ Red: Hazliansyah
Gita Wirjawan
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Gita Wirjawan

REPUBLIKA.CO.ID, GIANYAR -- Ketua Umum DPP Barindo, Gita Wirjawan mengatakan sektor pertanian menuntut perhatian lebih dari pemerintah di tengah upaya menggenjot sektor pariwisata dan jasa.

"Dengan mayoritas penduduk yang masih mengandalkan pertanian sebagai mata pencahariannya maka keberpihakan terhadap sektor pertanian menjadi mutlak," ujar Gita Wirjawan saat mengunjungi Yayasan Trikaya yang mengembangkan tanaman organik, Selasa (18/2) di Gianyar, Bali.

Keberadaan Yayasan Trikaya didorong oleh kondisi semakin terpinggirkannya sektor pertanian di Bali dan pengembangan pariwisata yang mengabaikan kearifan lokal.

"Kami mengkampanyekan agar masyarakat mengkonsumsi tanaman organik, ini bagian dari cara hidup sehat kembali ke alam. Namun perhatian masih minim, akses petani terhadap pinjaman dipersulit. Jadi kami mau buat bank petani," papar Ketua Yayasan Trikaya Erawati.

Gita menegaskan kesejahteraan petani tidak bisa ditawar. "Yang utama, memperjuangkan sektor pertanian adalah mendorong undang-undang yang berpihak pada nasib petani. UU Agraria akan bisa memastikan lahan yang digarap para petani. Jaminan lahan mereka tidak akan disulap jadi lapangan golf dan mall. Siapapun pemimpinnya, pertanian harus diprioritaskan karena itu fondasi ekonomi kita," ucap calon presiden konvensi Partai Demokrat ini.

Menurut Sekretaris Jenderal DPP Barindo Fajar Riza Ul Haq, Barindo Bali menjalin kerjasama dengan Yayasan Trikaya guna lebih memasyarakatkan pertanian organik di kalangan masyarakat.

"Ini selaras dengan komitmen Pak Gita mengingat pertanian kurang mendapat perhatian, banyak lahan tidak produktif. Ketahanan pangan mustahil terwujud kalau pertanian dianaktirikan," tutur Fajar dalam siaran persnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement