Selasa 18 Feb 2014 10:04 WIB

Tak Pakai Masker, Ini Dampak yang Dirasakan Darmanto

 Siswa SDN Banjaran VI Kediri, Jawa Timur, Senin (17/2), dengan menggunakan masker mulai kembali bersekolah.    (Republika/Adhi Wicaksono)
Siswa SDN Banjaran VI Kediri, Jawa Timur, Senin (17/2), dengan menggunakan masker mulai kembali bersekolah. (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI -- Dampak hujan abu vulkanik erupsi Gunung Kelud, Kadiri (Jatim) mulai dirasakan sebagian warga Kabupaten Boyolali. Gangguan kesehatan, seperti, batuk berdahak, hingga Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), dialami banyak orang.

Salah seorang pasien di Poliklinik RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Pandanaran Kabupaten Boyolali, Darmanto (50), mengaku selama hujan abu sama sekali tidak mengunakan masker. Sedang dalam lingkungan rumahnya, sudah dipenuhi abu. ''Sekarang, dada saya sesak, batuk, badan meriang, tubuh panas, pilek lagi. Ini gara-gara tidak pernah gunakan masker,'' katanya, Selasa (18/2).

Megantara, dokter spesialis Paru Poliklinik RSUD Pandanaran Kabupaten Boyolali. mengatakan dalam penanganan terhadap pasienpihak RSUD siap menangani pasien dengan obat-obatan yang memadai. Juga pemberian masker gratis.

Namun, bagi penderita asma dan paru-paru, disarankan untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah. Sehingga kondisi memungkinkan segera pulih. Kalaupun harus pergi keluar rumah, disarankan agar perjalanan tidak melawan arah angin.

Sementara, siswa sekolah mulai dari Taman Kanak-Kanak (TK), SD, SMP, SMA/SMK, kebanyakan sudah mengenakan masker. Pandangan ini terlihat ketika mengantarkan anak ke sekolah. Kebanyakan sudah mengenakan masker mulai dari rumah. Masker tetap dipakai ketika berlangsung proses belajar mengajar. Ini karena kondisi ruang kelas masih berdebu. Kendati sudah dibersihkan, tapi belum tuntas. Pemakaian masker hingga pulang ke rumah.

sumber : Edy Setiyoko
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement