REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Puluhan ribu ternak di wilayah berbahaya Kabupaten Kediri tidak dievakuasi pada saat Gunung Kelud meletus. Hingga empat hari pasca erupsi Kelud, ternak tersebut kekurangan pakan.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kediri, Sri Suparmi mengaku waktu letusan yang cepat membuat ternak tidak dapat dievakuasi. Karena kondisi tersebut, Dinas Peternakan menyediakan pakan ternak. "Karena pakannya sedikit, sekarang pakan diutamakan untuk hidup bukan kenyang," ujarnya ditemui di Segaran, Kecamatan Wates, Senin (17/2).
Di wilayah berbahaya, Dinas Pertanian Kediri mendata lebih dari 10 ekor sapi dan 11 ekor kambing. Sebagian besar ternak berada di Kecamatan Ngancar seperti Desa Sugehwaras dan Babatan. Namun, Pemkab Kediri hanya menyiapkan dana Rp48 juta untuk pakan ternak.
Pakan tersebut hanya diberikan ke lokasi yang memiliki kelompok ternak. "Pakan sedikit, tapi ternak banyak, ya memang rebutan," ungkap Suparmi. Dia mengaku akan menata lagi data lokasi distribusi pakan ternak agar merata.
Distribusi pakan ternak berupa hijauan pakan ternak (HMT) dan pakan kering. Pakan didistribusikan dua hari pasca erupsi Kelud sebanyak delapan truk yang terdiri dari empat truk HMT dan empat truk pakan kering. Volume pakan meningkat menjadi 13 truk pada Ahad (16/2) yang terdiri dari 10 truk HMT dan sisanya pakan kering.
Pakan hanya diberikan bagi sapi dan kambing. Suparmi mengakui ternak unggas juga mendapat dampak dari erupsi. Kebanyakan ternak unggas seperti ayam yang terdampak berada di Kecamatan Kepung dan Puncu. Sebagian kandang ambruk dan ayam mati. Namun, Dinas Pertanian belum mendata seberapa banyak ternak unggas yang rusak.