REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Dampak letusan Gunung Kelud telah meningkatkan jumlah penumpang bus dari Surabaya ke Jakarta karena mampu menjadi alternatif saat kereta api kapasitasnya penuh menyusul penghentian penerbangan di sejumlah bandar udara.
"Apalagi, sampai sekarang pihak manajemen PT KAI (Persero) Daops 8 telah menyatakan tidak menambah jumlah gerbong kereta. Penyebab lain, dipicu penghentian penerbangan di sejumlah bandara dan Bandara Juanda juga baru hari ini mulai pukul 18.01 WIB dioperasikan lagi sejak ditutup Jumat (14/2) pukul 04.30 WIB," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jawa Timur, Mustofa, dihubungi dari Surabaya, Sabtu (15/2) malam.
Kenaikan penumpang tersebut, ungkap dia, terlihat dari besarnya animo masyarakat untuk naik bus antarprovinsi dengan tujuan Jakarta. Banyak pula penumpang yang menggunakan bus menuju Bandung. "Pada kondisi normal, tingkat keterisian kursi bus (okupansi) hanya sekitar 50 persen hingga 60 persen. Kini, angkanya meningkat menjadi 100 persen," ujarnya.
Ia memprediksi, kenaikan keterisian bus tersebut terus terjadi pada masa mendatang. Namun, kondisi sebaliknya terjadi pada bus dengan tujuan ke daerah terdampak letusan Gunung Kelud.
"Misal, permintaan masyarakat terhadap bus menuju Kediri dan Blitar justru mengalami penurunan okupansi hingga 20 persen," katanya.
Meski terjadi kenaikan besar, tambah dia, sampai sekarang pihak Organda tidak melakukan penambahan armada. Apalagi, kini jumlah armada dengan rute Surabaya-Jakarta sudah mencukupi. "Ada 30 unit bus yang siap mengantar penumpang ke tempat tujuan," katanya.