Sabtu 15 Feb 2014 15:32 WIB

Pascaerupsi Kelud, Warga Diminta Konsultasi Kesehatan

Suasana di Simpang Lima Gumul Kecamatan Pare, Kediri, yang tertutup abu Vulkanik Gunung Kelud (Ilustrasi)
Foto: Republika/Nura
Suasana di Simpang Lima Gumul Kecamatan Pare, Kediri, yang tertutup abu Vulkanik Gunung Kelud (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Warga di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang mengalami gangguan pernapasan, mata, dan kulit, diduga terdampak abu vulkanik Gunung Kelud di Jawa Timur, diminta segera konsultasi kesehatan kepada petugas terdekat.

"Bagi individu yang telah terkena (gangguan kesehatan), segera konsultasi dengan petugas kesehatan untuk dapat dilakukan pengobatan, agar penyakit tidak berkelanjutan," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang Eka Ari Wibawa di Magelang, Sabtu (15/2).

Abu vulkanik Gunung Kelud menyelimuti berbagai tempat di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, sejak Jumat (14/2) dini hari, setelah gunung api di Jawa Timur itu meletus dahsyat pada Kamis (13/2) malam.

Ia menjelaskan bahwa abu vulkanik terdiri atas partikel halus batuan vulkanik yang terfragmentasi (kurang dari dua milimeter) dan mengandung silika kristal.

"Berbahaya karena bisa menimbulkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan kulit," katanya.

Ia menjelaskan sejumlah upaya untuk mencegah gangguan kesehatan akibat abu vulkanik, antara lain mengurangi berkendara, menutup jendela dan pintu rumah, menggunakan masker saat di luar rumah, melepas lensa kontak, dan memakai kaca mata pelindung.

"Air minum yang sudah terkontaminasi abu, misalnya air sumur, sebelum dikonsumsi, disaring terlebih dahulu, tangki atau tandon air harus ditutup," katanya.

Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan tentang cara membersihkan rumah dan halaman dari debu vulkanik dengan meminimalisasi dampak gangguan kesehatan.

"Dengan cara diberi air sedikit, agar debu tidak beterbangan," katanya.

Ia mengatakan penderita bronkitis, emfisema, dan asma dianjurkan tetap berada di dalam ruangan dan mengindari paparan abu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement