REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Warga hampir seluruh daerah yang menerima kiriman abu vulkanik Gunung Kelud, Sabtu (15/2), ramai-ramai bergotong-royong membersihkan lingkungan masing-masing.
Masyarakat Kota Solo, sejak pagi juga bergotong-royong membersihkan abu vulkanik yang menutup seluruh area jalan. Sebagian warga yang kerja bhakti mengenakan masker.
Mereka mengeruk abu setebal satu setengah hingga dua centimeter yang menutup badan jalan. Sebagian warga lain menyiram, menyemprot air dengan selang.
Kerja bakti warga membersihkan jalan terjadi di hampir semua kawasan di Kota Solo. Baik itu Gerakan serentak warga Kota Solo tanpa komando. Masyarakat mempunyai kesadaran untuk membersihkan lingkungan. Mulai jalan besar, jalan kampung, hingga gang-gang sempit.
''Kalau tidak segera dibersihkan, jalan yang kena debu bisa membahayakan kesehatan. Dan, karena sudah mengering kalau dilewati kendaraan abu vulkanik berterbangan,'' kata Suwanto (45), warga Kampung Sewu, Jebres, Solo.
Sebaliknya, kalau abu vulkanik yang menumpuk di jalan, jika terkena air hujan, jalan bisa licin. ''Bisa jadi pengendara motor kepleset karena licin,'' tambah warga Madyataman, Banjarsari, Solo.
''Debu-debu ini juga bakal beterbangan dan membuat polusi udara yang mengancam kesehatan warga. Bahaya. Warga bakal terkena gangguan ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas,'' kata Ahmad Fauzi (49), warga Perumnas Mojosongo, Jebres, Solo.
Kegiatan bersih-bersih jalan dilakukan secara serentak cukup mengagumkan kesadaran masyarakat. Tidak saja di Solo tetapi jiga daerah lain yang terkena debu Gunung Kelud.
''Kita harus kerja bhakti bareng-bareng. Biar kondisi lingkungan kita bersih,'' kata Keteng (52), warga WNI Keturunan tinggal di Kampung Sekalekan, Klaten Tengah, Kabupaten Klaten.