REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- BMKG menganalisis sebaran hujan abu vulkanik ke sejumlah daerah di Tanah Air. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya menjelaskan berdasarkan analisis BMKG, debu pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur Laut, pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah barat.
Hal ini menjelaskan mengapa baik Surabaya, Kediri maupun Solo dan Yogyakarta juga merasakan hujan abu."Letusan Gunung Kelud mencapai ketinggian 17 kilometer dan debunya terbawa angin ke beberapa daerah," katanya yang dihubungi dari Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/2).
Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung dan sebagainya yang terkena abu dan pasir belakangan waktunya. Sedangkan di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Ampenan NTB.
Erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2) pukul 23.30 WIB setinggi 17 km dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud.
Akibat erupsi tersebut 40 penerbangan dari Bandara Juanda Surabaya dan beberapa dari Bandara Adi Sucipto Yogakarta dan Asi Soemarmo Solo ditunda menunggu situasi semakin kondusif.