Jumat 14 Feb 2014 13:03 WIB

Hujan Abu Kelud Capai Ampenan, Nusa Tenggara Barat

Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)
Abu vulkanik membumbung tinggi keluar dari Gunung Kelud terlihat di Desa Bladak, Blitar, Jatim, Jumat (14/2). (Antara/M Risyal Hidayat)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Hujan abu akibat erupsi Gunung Kelud di Jawa Timur pada Kamis (13/2) malam juga mencapai wilayah Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat.

"Letusan Gunung Kelud mencapai ketinggian 17 kilometer dan debunya terbawa angin ke beberapa daerah," kata Kepala

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Andi Eka Sakya yang dihubungi dari Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/2).

Andi menjelaskan berdasarkan analisis BMKG, debu pada lapisan 1.500 meter terbawa ke arah timur Laut, pada lapisan 5.000 meter ke arah barat laut dan pada 9.000 meter ke arah barat. Hal ini menjelaskan mengapa baik Surabaya, Kediri maupun Solo dan Yogyakarta juga merasakan hujan abu.

Erupsi Gunung Kelud pada Kamis (13/2) pukul 23.30 WIB setinggi 17 km dan melontarkan jutaan meter kubik abu vulkanik dan pasir. Material abu dan pasir tersebut melayang-layang di atmosfer dan menyebar di daerah yang jauh dari Gunung Kelud

Wilayah barat lebih banyak terjadi hujan abu dan pasir seperti di Pacitan, Ponorogo, Wonogiri, Bantul, Yogyakarta, Sleman, Kulon Progo, Purworejo, Kebumen, Solo, Boyolali, Salatiga, Temanggung dan sebagainya yang terkena abu dan pasir belakangan waktunya. Sedangkan di bagian timur hujan abu hingga Malang, Surabaya, Banyuwangi dan Ampenan NTB.

Akibat erupsi tersebut 40 penerbangan dari Bandara Juanda Surabaya dan beberapa dari Bandara Adi Sucipto Yogakarta dan Asi Soemarmo Solo ditunda menunggu situasi semakin kondusif.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement