Kamis 13 Feb 2014 01:39 WIB

Sambut Dubes AS Baru, Muhammadiyah: Jangan Salah Lihat Islam

Rep: Amri Amrullah/ Red: Mansyur Faqih
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin
Foto: ist
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengkritik pemerintah Amerika Serikat (AS). Khususnya, tekait upaya generalisasi Islam sebagai kelompok garis keras dan fundamentalis.

Kritik ini disampaikan Din Syamsuddin saat menerima Duta Besar AS untuk Indonesia yang baru Robert O Blake di Kantor PP Muhammadiyah, Menteng Jakarta Pusat, Rabu (12/2).

"Jangan salah melihat Islam dan selalu mengeneralisasi Islam dengan kekerasan dan kelompok fundamental. Termasuk menggunakan istilah yang sering kali salah," kata Din.

Din menegaskan, Islam tidak bisa digeneralisasikan. Termasuk menggunakan istilah yang tidak tepat. Seperti istilah Alqaeda, Islam teroris dan Wahabi. 

Menurut Din, Wahabi lebih cocok bagi kelompok yang memperjuangkan negara Arab Saudi. Bukan untuk seluruh dunia, apalagi di Indonesia. "Muhammadiyah tentu tidak sepakat dengan kelompok kekerasan itu. Tapi kita minta jangan sampai AS salah menggunakan istilah wahabi untuk kelompok tertentu di Indonesia," tegasnya. 

Din mengatakan, penjelasan tersebut bagian dari perbaikan pola pikir Dubes AS yang baru. Yaitu, bahwa Indonesia tidak bisa disamakan dengan kondisi di beberapa negara lain. 

"Sebagai orang yang pernah belajar di AS, kita belajar demokrasi di sana dan kita sampaikan kritik terhadap pemerintah AS," ujarnya. 

Din menjelaskan, hubungan Indonesia dan AS adalah mitra yang sama saling menguntungkan. Bukan hubungan negara superior dan inferior. 

Dubes AS Robert O Blake mengapresiasi langkah Muhammadiyah yang telah memperjuangkan nilai toleransi, antikekerasan dan modernitas. Ia sedikit mempertanyakan beberapa hal terkait keislaman di Indonesia. Termasuk pertanyaan soal Wahabi di Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement