REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Pulau Bali yang terletak di sekitar Jembatan I Barelang, Kota Batan Kepulauan Riau, dilaporkan dijual kepada warga negara asing. Namun, isu yang diberitakan sebuah media online di Batam itu dibantah warga sekitar.
"Tidak ada penjualan pulau, pulau tidak bisa dijual," kata Ketua KUA Mina, Abu Bakar di Batam, Rabu (12/2).
Abu Bakar yang tinggal di Pulau Panjang itu bahkan menegaskan di sekitar Jembatan I Barelang tidak ada nama Pulau Bali. "Pulau Bali mana ada, kalau Pulau Lance ada," kata nelayan asli Batam itu.
Senada dengan Abu Bakar, Wakil Ketua DPRD Batam Ruslan Kasbulatov yang dikenal sering melakukan sosialisasi ke pulau-pulau pesisir juga membantah kabar tersebut. "Kalau penjualan pulau tidak mungkin, tapi memang ada beberapa warga asing yang menanamkan modalnya di sana," kata Ruslan.
Ia mengatakan pulau-pulau di pesisir Batam terkenal cantik dengan keindahan pantainya, sehingga menarik banyak investor untuk membangun resort di daerah itu. Namun memang, kata dia, akibat pembangunan resort, pulau jadi sulit didekati masyarakat sekitar karena dijaga ketat oleh pemilik modal. "Itu yang membuat masyarakat resah, karena jadi susah untuk masuk ke pulau, penjagaannya ketat," kata Ruslan.
Ditemui terpisah, Kepala Humas Pemkot Batam, Ardiwinata mengaku juga mendengar nama Pulau Bali. "Saya baru dengar, saya akan cari informasinya dulu," kata Ardiwinata.
Isu penjualan pulau-pulau dan penguasaan pulau di pesisir Kota Batam kerap terdengar sejak beberapa tahun lalu. Banyaknya pulau di Batam menyebabkan pemerintah kesulitan memantau pulau-pulau yang kebanyakan tidak berpenghuni itu.
Wilayah kota Batam terdiri dari 329 pulau besar dan kecil yang tersebar dari Semenanjung Malaysia di bagian utara sampai dengan Pulau Moro, Kundur, serta Karimun di bagian selatan.