Sabtu 08 Feb 2014 11:41 WIB

Tifatul: Pers Harus Menguliti Calon Pemimpin yang Baik

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: Karta Raharja Ucu
Tifatul Sembiring
Foto: Republika/Agung Supri
Tifatul Sembiring

REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring mengatakan, setidaknya ada empat fungsi pers yang diamanatkan undang-undang, yakni pemberi informasi, hiburan, edukasi dan kontrol sosial.

Persoalannya sekarang, kata Tifatul, kebanyakan media lebih menitikberatkan fungsi informasi dan hiburan. Sementara fungsi edukasi dan kontrol sosial masih kurang mendapat perhatian.

"Fungsi kontrol sosial pers masih digunakan sebagai alat politik karena pemilik media adalah politisi," kata Tifatul saat menyampaikan pidato kunci Konvensi Media dalam acara peringatan Hari Pers Nasional ke-68 di Bengkulu, Sabtu (8/2).

Padahal, fungsi edukasi dan kontrol sosial pers tidak kalah penting dengan fungsi informasi dan hiburan. Dari sisi edukasi misalnya, pers bisa menggunakan pilihan-pilihan kata dan bahasa yang baik dalam pemberitaan. Sedangkan dalam fungsi kontrol sosial, pers mesti kritit dan komprehensif memberikan informasi tentang rekam jejak calon pemimpin.

"Kamera dan tulisan pers bisa diarahkan untuk menghasilkan pemimpin yang baik. Pers harus bisa menguliti siapa calon pemimpin yang baik," ujar pria asal Sumatra Barat itu.

Mantan presiden PKS ini menyatakan produk jurnalistik yang sehat dipengaruhi idealisme, industri, dan motivasi insan pers dalam menyajikan informasi berita. Dalam konteks ini, kata Tifatul, pers mesti tetap menganut azas jujur, independen, dan menciptakan optimisme ke masyarakat. Jangan sampai hanya karena kepentingan rating dan oplah pers melupakan fungsi pokoknya.

"Sekarang rating menjadi penting. Tapi memberhalakan rating itu juga keliru," kata Tifatul mengakhiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement