Senin 03 Feb 2014 19:07 WIB

IBF Diharap Berkelanjutan

 Seorang anak tengah membaca buku disalah satu stan penerbit di pameran Islamic Book Fair (IBF) 2013 di Senayan, Jakarta, Ahad (10/3). (Republika/Agung Supriyanto)
Seorang anak tengah membaca buku disalah satu stan penerbit di pameran Islamic Book Fair (IBF) 2013 di Senayan, Jakarta, Ahad (10/3). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Irwan Kelana

JAKARTA-- Penyelenggaraan Islamic Book Fair (IBF) selalu mendapatkan sambutan besar. Pada 2014 ini IBF berlangsung pada 28 Februari hingga 9 Maret.

Sastrawan Asia Tenggara Habiburrahman El Shirazy mengatakan, IBF merupakan salah satu momen yang ditunggu.

IBF selalu dirindukan tidak hanya oleh orang-orang Jakarta, tapi juga orang-orang daerah. Banyak orang daerah yang sengaja datang rekreasi ke Jakarta pada saat IBF, kata Habiburrahman, Ahad (2/2). Puncak IBF, jelas dia, ada di Jakarta.

Meski IBF sebenarnya diselenggarakan juga di daerah, jumlah penerbit yang ikut dan buku yang dipamerkan lebih sedikit.

Tak hanya itu, walaupun di Jakarta ada pameran-pameran buku lainnya, seperti Jakarta Book Fair dan Indonesia Book Fair, IBF tetap terbesar.

Penulis novel mega bestseller, seperti Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih ini berharap IBF berkelanjutan.

Dengan demikian, generasi muda Muslim Indonesia punya satu agenda tahunan yang jelas, mendidik, dan mencerdaskan, tutur Habiburrahman.

Daya tarik IBF sebagai pameran buku Islam terbesar juga diungkapkan pemenang World Muslimah 2012 Nina Septiani.

IBF menyediakan semua buku keislaman yang diperlukan umat. Baik buku baru, maupun buku lama yang sudah tidak bisa kita jumpai di toko-toko buku.

Salah satu keistimewaan IBF adalah lokasinya yang sangat luas. Kalau di toko buku,  kata Nina, area buku-buku Islam hanya di bagian pojok. Sedangkan, di IBF hampir seluruh ruang diperuntukkan bagi buku-buku Islam.

''Istilahnya, kalau kita berkeliling seharian di IBF untuk mencari beragam buku yang kita perlukan, waktunya tidak cukup,’’ ujar Nina.

Itu karena begitu luasnya area pameran, begitu banyak penerbit yang berpameran dan begitu banyak buku yang dijual di IBF.

Sekjen Kementerian Agama (Kemenag) Bahrul Hayat mengemukakan, IBF menjadi ajang bertemunya penulis, penerbit, dan masyarakat. Bagi penulis, IBF merupakan kesempatan memperkenalkan diri dan karyanya.

Masyarakat menunggu-nunggu IBF karena merupakan sarana untuk mendapatkan buku-buku Islam yang diperlukan.

''Saya sering datang ke IBF. Saya senang ke IBF dan semoga IBF jadi pameran buku internasional,'' kata Bahrul

Direktur Madrasah Kementrian Agama Nurkholis Setiawan menyebutkan, pada pembukaan Kitab I’anatuth Thalibin dipaparkan, seorang penuntut ilmu harus kreatif dan berbasis ilmu pengetahuan. Pengetahuan tersebut mengantarkannya mencapai kebahagiaan.

Kalau sudah meraih  kebahagiaan, Nurkholis melanjutkan,  Allah akan bukakan mata batin yang semakin tajam dan mendapatkan rahasia keimanan serta cahaya keyakinan. Dalam konteks ini, ''IBF adalah salah satu jalan membentuk generasi lebih baik,'' jelasnya.

IBF tahun ini menempati area lebih dari 10 ribu meter persegi. Di atasnya akan berdiri sekitar 375 stan. Terdapat 98 acara yang menampilkan pembicara dari dalam maupun luar negeri dan dari berbagai latar belakang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement