REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Sampah yang diangkut Dinas Cipta Karya Kabupaten Karawang, Jawa Barat, ke tempat pembuangan akhir sampah Jalupang meningkat 20 persen pascabanjir yang melanda berbagai daerah sekitar Karawang.
"Biasanya, kita hanya mengangkut 540 kubik sampah. Tetapi setelah banjir, sampah yang diangkut meningkat sampai 20 persen dibandingkan dengan biasanya," kata Kepala Dinas Cipta Karya setempat Dedi Ahdiat, di Karawang, Senin.
Dikatakannya, kondisi tersebut diakibatkan cukup banyaknya produksi sampah pascabanjir. Salah satu contohnya, banyak masyarakat yang membuang barang-barangnya setelah selama beberapa hari terendam banjir.
Ditambah lagi sampah-sampah yang berasal dari drainase serta sungai yang menjadi saluran pembuang. Kondisi itu mengakibatkan peningkatan volume sampah yang harus diangkut petugas Dinas Cipta Karya setempat.
Menurut dia, sampah-sampah yang diangkut ke TPA Jalupang itu tidak hanya sampah ringan seperti plastik, kertas dan lain-lain. Petugas Dinas Cipta Karya Karawang juga harus mengangkut sampah berat seperti kasur, lemari, dan lain-lain.
Ia menyontohkan, saat membersihkan sampah di salah satu titik posko pengungsi banjir di area ruko Karawang Hijau setelah posko itu ditinggalkan pengungsi, pihaknya harus menurunkan delapan truk pengangkut sampah.
"Contoh tersebut baru di satu titik posko pengungsi. Jadi memang volume sampah yang harus diangkut ke TPA Jalupang mengalami peningkatan pascabanjir," kata Dedi.