Ahad 02 Feb 2014 21:56 WIB

Tewas di Sinabung, Jiwa Patriotisme Rizal Jadi Inspirasi

Sejumlah warga berlarian menyelamatkan diri saat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (1/2).  (AP Photo)
Sejumlah warga berlarian menyelamatkan diri saat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, Sabtu (1/2). (AP Photo)

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Persatuan Wartawan Indonesia Sumatra Utara mengimbau kalangan jurnalis untuk mengutamakan keselamatan dalam peliputan dampak dan proses erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo.

"Sebagai wartawan, kita menyadari ada risiko terburuk dalam melaksanakan tugas peliputan di lapangan. Namun, jika bisa dihindari, harus dilakukan," kata Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumatra Utara Muhammad Syahrir di Medan, Ahad (2/2).

Imbauan tersebut disampaikan PWI Sumatra Utara dengan adanya seorang wartawan ZonaSumut.com Rizal Syahputra yang tewas ketika meliput pemberitaan erupsi Gunung Sinabung.

Menurut Syahrir, PWI Sumatra Utara merasakan duka yang mendalam atas tewasnya Rizal Syahputra dalam meliput erupsi Gunung Sinabung bersama 14 korban lainnya. Keberanian Rizal layak diapresiasi sebagai bentuk dedikasi dalam menjalankan tugas jurnalistiknya untuk mendapatkan berita yang lebih baik.

"Semoga semangat dan jiwa patriotis yang ditunjukkan Bung Rizal menginspirasi segenap wartawan untuk selalu waspada dan senantiasa menjaga keselamatan jiwa," katanya.

Ia mengatakan, tugas untuk meliput suatu peristiwa melalui liputan langsung di lapangan memang menjadi kewajiban bagi seorang wartawan guna mendapatkan fakta dan informasi yang akurat, aktual, bahkan eksklusif sesuai penugasan dari pimpinan media.

Namun, dalam menjalankan tugas dan profesi jurnalistik yang mulia tersebut, seorang wartawan harus tetap mengutamakan keselamatan jiwa dan raganya.

Untuk peliputan di lokasi bencana, PWI Sumatra Utara mengimbau agar wartawan mematuhi peringatan dan aturan yang sudah ditetapkan petugas dan instansi yang berwenang, baik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mau pun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Apalagi perkembangan situasi di lokasi bencana dapat berubah secara mendadak meski instansi berwenang seperti PVMBG dan BNPB telah melakukan riset dan pemantauan secara terukur.

"Bisa saja (risetnya) meleset dan situasinya berubah. Kita tidak bisa melawan kemauan alam," katanya.

Karena itu, kata Syahrir, cara yang paling aman dalam melakukan tugas peliputan adalah mengikuti aturan yang telah ditetapkan seperti penentuan zona aman dan zona berbahaya.

Untuk peliputan erupsi Gunung Sinabung, peristiwa yang dialami Rizal Syahputra dan 14 korban lainnya menjadi isyarat jika gunung berapi itu masih sangat berbahaya untuk didekati."Ini pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement