REPUBLIKA.CO.ID,Oleh: Friska Yolandha
Hampir semua masyarakat Sade menikah dengan saudara dekat, seperti sepupu atau besan. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk menjaga kelestarian budaya Sade. Sehingga, bisa dipastikan seluruh penduduk di Dusun Sade masih memiliki hubungan kekeluargaan satu sama lain.
Selain menjaga budaya, pernikah anantarkeluarga ini juga dilakukan karena faktor ekonomi.
Wire, salah seorang pemandu wisata yang juga penduduk Dusun Sade mengatakan, pernikahan sesama Sade tidak memerlukan biaya besar."Mas kawinnya hanya Rp 100-200 ribu saja," katanya. Sedangkan, kalau menikah dengan penduduk luar Sade, keluarga mempelai harus memotong empat sampai lima ekor kerbau yang tentu saja harganya tidak murah.
Ada yang unik dengan proses pernikahan penduduk Sade. Tradisinya, sebelum melamar, calon mempelai laki-laki harus menculik calon istrinya dari rumahnya. Laki- laki tersebut akan menyembunyikan si gadis di rumahnya atau rumah rekannya. Kemudian, keluarga laki-laki akan datang ke rumah keluarga perempuan untuk memberi tahu kalau anak gadisnya ada di rumah. Lalu terjadilah proses lamaran, kemudian pernikahan.
Tradisi ini masih dilakukan sampai sekarang. Namun, proses penculikan itu tidak dilakukan secara mendadak atau diam-diam, tetapi sudah direncanakan dengan orang tua perempuan.
"Biasanya mereka sudah janjian melalui telepon," kata Wire. ed: nina chairani