Kamis 30 Jan 2014 02:15 WIB

Sebut Khofifah Pemenang Pilgub, Pengacara Klaim Akil Bercanda

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Mansyur Faqih
Akil Mochtar ditahan KPK.
Foto: Republika/Yasin Habibi
Akil Mochtar ditahan KPK.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waktu lalu, tersebar transkrip hasil sadapan komunikasi dalam pesan Blackberry (BBM) antara Akil Mochtar dengan anggota Komisi VII DPR yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jatim, Zainudin Amali. Percakapan itu terkait penanganan gugatan sengketa Pilgub Jatim. 

Kuasa hukum Akil berkelit percakapan dalam BBM itu hanya sebatas gurauan. "Pak akil bercanda (dalam BBM), itu kan perkara sudah putus," kata kuasa hukum Akil, Tamsil Sjoekoer yang ditemui di gedung KPK, Jakarta, Rabu (29/1).

Tamsil mengakui adanya percakapan antara kliennya dengan Zainudin Amali dalam BBM itu. Ia mengklaim percakapan tersebut terjadi pada saat putusan gugatan sengketa Pilgub Jatim dalam majelis hakim panel di MK pada 2 Oktober 2013.

Setelah perkara diputuskan itu, Zainudin Amali bertanya kepada Akil melalui BBM. Kemudian, Akil membalasnya dengan bercanda. 

Dikatakan, perkara tersebut telah diputuskan dengan dua dari tiga orang hakim panel dan memenangkan Khofifah Indar Parawansa.

Ia juga menilai, Akil bercana mengenai pesan yang meminta uang kepada Zainudin Amali untuk memenangkan cagub Jatim lainnya, Soekarwo. "Jadi perkara sudah putus, si Zainuddin nanya pak Akil. Pak Akil bercanda akan siapin," kelitnya.

Ia menilai sengketa itu sudah diputuskan sehingga tidak mungkin ada dana yang mengalir untuk mengubah putusan tersebut. Ia juga membantah Akil ingin mendapatkan dana dari dua pihak yang terkait dalam gugatan tersebut. 

"Nggak lah, nggak mungkin (ingin meminta uang dari dua pihak cagub Jatim). Kan nggak mungkin, perkaranya sudah putus kan, nggak mungkin ada dana," belanya.

Sebelumnya beredar transkrip percakapan dalam pesan singkat di Blackberry antara Akil Mochtar dan anggota DPR yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Timur, Zainudin Amali terkait pemenangan Soekarwo dalam Pilgub Jatim.

Percakapan itu juga menyebut dugaan keterlibatan Sekjen Partai Golkar, Idrus Marham dan Bendahara Umum Partai Golkar, Setya Novanto.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement