Rabu 29 Jan 2014 15:09 WIB

Jokowi Tak Mau Banjir Jadi Rutinitas

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Dewi Mardiani
Petugas mengevakuasi warga dari banjir yang melanda permukiman di Cawang, Jakarta Timur
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Petugas mengevakuasi warga dari banjir yang melanda permukiman di Cawang, Jakarta Timur

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir lagi, banjir lagi. Hujan yang mengguyur semalaman telah membuat Jakarta kembali digenangi air. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menyadari, banjir seolah sudah menjadi rutinitas tahunan di Ibu Kota. Namun, ia mengatakan rutinitas itu tak boleh dilanjutkan.

"Ya ini sudah menjadi rutinitas. Tapi rutinitasnya tidak benar. Oleh sebab itu yang ingin kita selesaikan ya akar masalahnya," katanya di Balai Kota, Rabu (29/1).

Jokowi menyebut, akar masalah banjir berada pada kiriman air dari hulu Ciliwung. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI, kata dia, saat ini sedang berusaha mengurangi pasokan air Ciliwung dengan membuat Waduk di Ciawi dan Sukamahi, Bogor.

Mantan Wali Kota Solo itu juga mengatakan, setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) diketok, program penanganan banjir yang menjadi prioritas masih pada pekerjaan pengerukan. Menurutnya, ada 13 sungai yang harus dikeruk, beserta sejumlah sungai-sungai kecil dan waduk. Menurut Jokowi, pengerukan sungai dan waduk berpengaruh besar dalam mengurangi banjir di Jakarta.

Dia juga mengatakan, Pemprov akan segera melakukan rekayasa cuaca setelah APBD disetujui oleh Kementerian Dalam Negeri. "Rekayasa cuaca masih menunggu dari Mendagri. Minggu ini mudah-mudahan rampung," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement