Selasa 21 Jan 2014 18:34 WIB

Stok Terbatas, Pedagang di Pasar Naikkan Harga Jual

Rep: MG 41/ Red: Dewi Mardiani
Pedagang mengupas bawang merah sebelum dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. (Republika/Edwin Dwi Putranto)
Pedagang mengupas bawang merah sebelum dijual di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. (Republika/Edwin Dwi Putranto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pedagang sembako di Pasar Kramat Jati saat ini mengaku kesulitan mendapatkan stok barang. Hujan yang mengguyur Jakarta dan wilayah sekitarnya membuat distribusi barang pun tidak lancar. Para pedagang akhirnya menaikkan harga jual barang mereka.

 

Tabun, seorang pedagang sembako di Pasar Kamat Jati mengaku pasokannya semakin berkurang. ‘’Saya hanya menjual stok yang saya miliki, sementara pengiriman barang berkurang,’’ ujar Tabun, Selasa (21/1). Berkurangnya pasokan disebabkan banjir yang memutus arus lalu lintas pengiriman di jalur Pantura.

Saat ini harga kebutuhan pangan di Pasar Kramat Jati yang mengalami kenaikan di antaranya cabe kriting yang semula Rp 32 ribu, kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Cabe rawit ijo yang awalnya Rp 20 ribu kini menjadi Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan harga yang melonjak tinggi adalah cabe rawit merah yang sebelumnya Rp 22 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp 40 ribu per kilogram.

 

Harga yang cukup tinggi itu, membuat para pedagang eceran semakin bingung menentukan harga dagangannya. Menurut Wagiyem, pedagang eceran di Pasar Ciplak, kalau harga di pasar induk mulai tinggi, dia kesulitan berdagang. ‘’Saya kesulitan  karena para pembeli menginginkan harga yang murah,’’ ujarnya.

 

Sementara, keluhan lain lain disampaikan Sumiati, pedagang sayur mayur di Pasar Pulogadung. Dia mengatakan, akibat seringnya hujan, bukan hanya harga yang naik yang dikeluhkan pembeli, tetapi pengunjung pasar pun berkurang karena pasar menjadi becek.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement