Selasa 21 Jan 2014 13:52 WIB

Soal Banjir Manado, Ini Pesan JK ke Boediono

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Seorang warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa.
Foto: ANTARA FOTO/Fiqman Sunandar
Seorang warga membersihkan lumpur rumahnya setelah terendam banjir di Manado, Sulawesi Utara, Kamis (16/1). Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sulut menyatakan banjir telah menelan 15 korban, 6 di Manado , Tomohon 5 dan Minahasa 4 korban jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) siang ini bertolak meninggalkan Manado setelah melakukan kunjungan ke wilayah bencana selama satu hari. Di saat yang sama, Wakil Presiden Boediono baru tiba di Manado untuk melakukan kunjungan serupa.

Mulanya, JK dijadwalkan terbang kembali ke Jakarta pada pukul 08.00 WITA. Namun, ia mengundur jadwal kepulangannya demi bertemu dengan Boediono.

Saat bertemu di bandara, JK sempat memberikan masukan pada Boediono terkait bencana banjir bandang yang menimpa kota tersebut. Menurut JK, program rehabilitasi pasca bencana baiknya mencontoh sistem yang digunakan pemerintah saat Merapi meletus beberapa tahun lalu.

"Jadi kita kasih metode rakyat kerja sendiri membangun rumah mereka, bantuan dari pemerintah pusat, tapi pengerjaannya diawasi oleh mahasiswa," ujar Ketua Palang Merah Indonesia tersebut, Selasa (21/1).

JK mengatakan, sebelum membangun kembali rumah-rumah warga, pemerintah harus mendata secara rinci mana yang masuk kategori rusak parah, sedang, dan ringan. Bantuan yang diberikan pun tergantung pada kategori kerusakan. Kemudian, pelaksanaannya diawasi oleh mahasiswa setempat.

Mendapat masukan tersebut, Boediono yang mengenakan kemeja putih hanya mengangguk-angguk. Banjir bandang yang melanda empat kabupaten dan kota di Provinsi Sulawesi Utara pada 15 Januari lalu telah menghancurkan 600 rumah. Sebanyak 19 warga tewas dan 15 ribu orang lainnya hingga kini masih mengungsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement