REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyatakan perubahan status ibu kota dari siaga darurat menjadi tanggap darurat banjir belum dapat dilakukan karena masih menunggu keputusan dari Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
"Kondisi banjir di Jakarta pada tahun ini hampir menyerupai peristiwa banjir pada 2013. Makanya, kita usul kepada Gubernur agar menaikkan status kondisi ibu kota saat ini," kata Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Wiriyatmoko dalam konferensi pers di Balai Kota, Jakarta Pusat, Ahad (19/1).
Berdasarkan data dari BPBD DKI, banjir yang terjadi di Kota Jakarta saat ini telah merendam sekitar 17,40 persen dari total wilayah, sedangkan saat banjir tahun lalu mencapai 17,73 persen. "Kondisi ini sudah mendekati situasi banjir tahun lalu. Apalagi, ditambah dengan terganggunya roda perekonomian, seperti banjir yang merendam Stasiun Tanah Abang, sehingga mengganggu aktivitas perekonomian masyarakat," kata Wiriyatmoko.
Selain itu, dia menuturkan berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan dengan intensitas tinggi masih akan mengguyur Jakarta hingga beberapa hari kedepan. "Melihat kondisi tersebut, kiranya Gubernur perlu mempersiapkan Surat Keputusan (SK) terkait perubahan status dari siaga darurat menjadi tanggap darurat. Terlebih, sudah mengganggu kegiatan perekonomian," tutur Wiriyatmoko.
Dia mengungkapkan saat ini pihaknya tengah mempersiapkan kondisi di lapangan untuk mengantisipasi perubahan status. Selain itu, juga menyiapkan rekomendasi untuk disampaikan kepada Gubernur DKI Jakarta.
"Penentuan status itu hanya bisa dilakukan oleh Gubernur. Sementara itu, kita persiapkan kondisi sebaik-baiknya di lapangan. Besok, kita akan lakukan pertemuan lebih lanjut dengan Pak Jokowi," kata Wiriyatmoko.
Saat ini, dia menambahkan terdapat sebanyak 134 titik banjir dan genangan yang tersebar di wilayah DKI dengan total pengungsi mencapai 40.057 jiwa. Pihak BPBD telah mengerahkan sebanyak 1.539 personel di 300 titik rawan banjir. Jika dibandingkan dengan 2013, banjir dan genangan terdapat di sebanyak?124 kelurahan dan 508 RW. Sedangkan, pada saat ini, banjir telah merendam sebanyak 89 kelurahan dan 371 RW.