Ahad 19 Jan 2014 13:41 WIB

Sawah Kebanjiran, Padi di Indramayu Terancam Membusuk

Rep: Ita Nina Wirnasih/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah petani menanam padi di lahan sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Sejumlah petani menanam padi di lahan sawah Desa Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan, berdasarkan laporan yang diterimanya, luas areal sawah yang terendam banjir mencapai sedikitnya 35 ribu hektare. 

Kondisi itu tersebar di 19 kecamatan di Kabupaten Indramayu. Dari 19 kecamatan itu, lanjut Sutatang, 13 kecamatan mengalami banjir berat (seluruh areal sawah terendam banjir). Sedangkan enam kecamatan lainnya, banjir hanya merendam 50 % - 60 % lahan sawah.

Adapun 13 kecamatan yang seluruh areal sawahnya terendam, di antaranya Kecamatan Lohbener, Losarang, Kandanghaur, Patrol, Sukra, Krangkeng, Balongan, Anjatan dan Juntinyuat. Sedangkan enam kecamatan yang banjirnya hanya 50 % - 60 % adalah Kecamatan Sliyeg, Jatibarang, Lelea, Widasari, Bongas dan Karangampel.

"Tanaman padi yang terendam banjir itu rata-rata berumur kurang dari satu bulan,’’ kata Sutatang. Menurut Sutatang, tanaman padi seluas 35 ribu hektare itu terancam membusuk jika banjir tidak surut dalam waktu tiga hari. Jika membusuk, maka para petani harus tanam ulang. 

‘’Tapi petani tidak memiliki uang untuk tanam ulang karena sudah digunakan untuk tanam yang pertama,’’ ujar Sutatang. Dia berharap, jika memang petani harus tanam ulang, maka harus ada bantuan benih dan pupuk dari pemerintah. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement