REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah memprakirakan hujan lebat secara merata akan terjadi di sebagian besar wilayah setempat dalam seminggu ke depan.
"Jika sebelumnya hanya daerah bagian pantai utara, seminggu ke depan diperkirakan hujan lebat juga terjadi di daerah Jawa bagian selatan, seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, dan Wonogiri," kata prakirawan BMKG Jateng Septima di Semarang, Sabtu.
Di Kota Semarang, katanya, hujan sudah terjadi setiap hari sejak 11 Januari, mulai dari intensitas ringan hingga lebat pada Jumat (17/1) tengah malam hingga Sabtu dini hari. Sedangkan paling tinggi di daerah Tanjungmas, Semarang Utara dengan intensitas 103,5 milimeter.
Masih tingginya intensitas hujan di wilayah Jawa Tengah, katanya, karena pada 20-22 Januari, diprakirakan tinggi gelombang mencapai lima meter.
"Kondisi tersebut menjadikan, jika satu minggu ini daerah pantura, seminggu ke depan meluas tidak hanya Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Sragen, tetapi juga hingga Cilacap, Kebumen, Purworejo, Klaten, dan Wonogiri," katanya.
Septima menjelaskan gelombang tinggi yang menyebabkan cuaca ekstrem dan angin kencang tersebut karena adanya angin Monsun Asia, yakni angin dari Asia ke Australia yang membuat palung laut dan menjadikan gelombang tinggi.
"Gelombang tinggi tersebut menyebabkan cuaca buruk, yakni hujan ekstrem dan angin kencang. Kalau potensi petir dan puting beliung tidak ada karena awan rata sehingga muatan listrik di awan sama, sehingga peluang terjadi petir kecil," katanya.
Di Kota Semarang, hujan lebat yang terjadi sejak Jumat (17/1) malam hingga Sabtu siang, menyebabkan sejumlah daerah terjadi longsor dan banjir, seperti di Kecamatan Semarang Utara, tinggi genangan mencapai 50-60 centimeter.