REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Golkar akan mengevaluasi internal terkait pemberitaan negatif di beberapa media massa untuk mensolidkan pemenangan pemilu 2014.
"Apa pun kejadian di masyarakat selalu dianalisis oleh kami dan partai selalu menggelar pertemuan berkala mendiskusikan isu-isu penting guna mencari jalan keluarnya," kata Wasekjen Partai Golkar Tantowi Yahya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (15/1).
Tantowi mengatakan, menjelang pemilu situasinya dinamis. Karenanya, kasus yang menimpa satu kader pasti berdampak pada yang lain. "Kami menyikapinya secara bijaksana saja," ujar Tantowi.
Ia mengakui kasus besar yang menimpa kader Golkar berpengaruh pada elektabilitas partai, terutama terkait isu korupsi. Namun dia yakin elektabilitas partainya akan pulih setelah kasus itu berlangsung lama.
"Kasus besar berpengaruh pada elektabilitas partai bukan hanya Golkar," ujarnya.
Sebelumnya, Pol-Tracking Institute dalam surveinya menyoroti frekuensi pemberitaan partai politik selama setahun.
Parpol dengan tone pemberitaan paling negatif ditempati oleh Partai Keadilan Sejahtera (23,87 persen), Partai Demokrat (20,53 persen), dan Partai Golkar (19,1 persen).
Pemberitaan negatif kepada empat partai di atas dipicu kasus-kasus korupsi yang melibatkan tokoh-tokoh terkait. Pemberitaan negatif di media tersebut, menurut Poltreking akhirnya sangat berpengaruh terhadap naik turunnya elektabilitas partai politik.