Senin 13 Jan 2014 15:29 WIB

Soal Kali Laya, Nur Mahmudi Janjikan Pembangunan Beton

Rep: Hannan Putra/ Red: Dewi Mardiani
  Warga berusaha melintasi derasnya arus akibat jebolnya Tanggul Kali Laya di Perumahan Bukit Cengkeh II cimanggis, Depok, Jawa Barat. (Rakhmawaty La'lang)
Warga berusaha melintasi derasnya arus akibat jebolnya Tanggul Kali Laya di Perumahan Bukit Cengkeh II cimanggis, Depok, Jawa Barat. (Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Tanggul Kali Laya yang jebol sebelumnya pernah dilaporkan ke Pemkot Depok untuk dibenahi. Pemkot Depok sudah didesak untuk membenahi Tanggul Kali Laya yang retak, mengingat usianya sudah sembilan tahun. Namun hingga terjadi bencana tanggul yang jebol, bantuan pembenahan Kali Laya tersebut belum kunjung turun.

"Sempat di identifikasi bahwa ada kondisi yang retak atau membahayakan. Pemberitahuan itu tidak bisa kita laksanakan dengan serta-merta tanpa ada penganggaran yang jelas. Saat itu sudah dilaksanakan ABTB (Anggaran Bantuan Tanggap Bencana) Tapi kita tidak bisa langsung merespons. Karena darurat itu harus ada bukti," papar Nur Mahmudi saat menengok tanggul Kali Laya yang jebol, Senin (13/1).

Menurut Nur, pembenahan Kali Laya memang akan segera direnovasi. "Dari Pangarengan menuju Kali Laya (arus sungai) memang sudah terlalu berat. Namun, sebelum terjadi proses pembangunan, malah sudah didahului oleh arus hujan yang sangat deras. Ya memang nasibnya begini di luar prediksi kita," tutur Nur.

Posisi Perumahan Cimanggis Country yang letaknya persis di bawah Kali Laya juga dipertanyakan. "Seharusnya lahan itu sebagai sumber resapan air, tapi kok dibangun perumahan," ujar salah seorang warga di Jalan Icang. Menurutnya, ada yang tidak beres soal perizinan pembangunan perumahan Cimanggis Country.

Nur Mahmudi menjanjikan, Kali Laya akan dibangun dengan beton. "Solusi jangka pendek akan dibangun tanggul sementara untuk menghambat air yang tumpah ke sana," kata Nur.

Sementara untuk jangka panjang, akan dibangun jalan layang yang di bawahnya beton. Di bawahnya akan ditopang dengan tiang-tiang. Jadi tidak ada lagi tanggul yang terbuat dari tanah. "Kemarin programnya menyelesaikan bahwa tanggul tidak ada lagi yang dari tanah," ujar Nur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement