REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ingin koalisi kabinet pemerintahan periode mendatang berjalan solid. Sandera menyandera antarpartai politik -- sebagaimana yang terjadi di pemerintahan sekarang -- tidak boleh terulang. Untuk itu PDIP akan lebih berhati-hati menentukan pasangan capres-cawapres.
"Cerminnya bagaimana kita tetapkan pasangan calon agar tidak tersandera seperti yang lalu," kata Wakil Sekretaris Jendral DPP PDIP, Hasto Kristianto kepada wartawan di Jakarta, Ahad (12/10).
Hasto menyatakan kunci soliditas pemerintahan ada pada jumlah kursi parlemen yang dimiliki partai partai utama pengusung capres-cawapres. Semakin banyak kursi yang bisa diraih makan stabilitas dan soliditas pemerintahan akan semakin baik. "PDIP menargetkan suara pileg 27,02 persen agar kami berdaulat secara politik," ujarnya.
Hasto menilai target partai meraih 27,02 persen suara di pemilu legislatif cukup realistis. Dia mengatakan seluruh kader PDIP masih memiliki cukup waktu bergotong royong memenangkan partai. "Seluruh jajaran partai agar berdaulat dan bergotong royong bersama rakyat," katanya.
Dengan siapa PDIP akan berkoalisi? Hasto belum bisa memastikan. Yang jelas saat ini Bangsa Indonesia tengah menghadapi berbagai problema dalam dan luar negeri yang sangat kompleks. Butuh sosok pemimpin yang benar-benar konsiten menjalankan konstitusi dan Pancasila. "Setelah melalui pertimbangan matang kami tidak mau tergesa-gesa (tentukan koalisi). Toh masih ada waktu," ujarnya.