REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hasil survei tim majalah Youth, Urban, Fasion & Attitude Universitas Bakrie pada 10 universitas mendapati faktor kegantengan (tampang) dan kekayaan (tajir) bukan faktor utama mahasiswa atau anak muda menjatuhkan pilihan.
"Tampang dan tajir ternyata justru berada pada urutan akhir pertimbangan memilih, keduanya hanya mendapat 2 persen. ini artinya anak kampus sangat melek politik, mereka gaul tapi tidak abai dengan perkembangan politik," kata Pemimpin Redaksi YUFA, Nadia Nur Isfiana, di Jakarta, Jumat.
Dia mengatakan tampang dan tajir selama ini dipercaya sebagai pemikat seseorang memilih presiden. Tetapi, ternyata hasil survei itu menunjukkan bahwa preferensi utama memilih justru terletak pada jejak rekam (track record) sebesar 43 persen disusul visi dan misi (27 persen) dan kesan di publik (24 persen).
Koordinator jajak pendapat YUFA, Megumi Gunawan, mengatakan hasil ini menempatkan sosok Gubernur DKI yang juga kader Partai PDI Perjuangan, Joko Widodo (Jokowi), sebagai capres idaman dengan meraih 39 persen dari total suara.
Sementara, di posisi selanjutnya diisi tiga peserta konvensi Partai Demokrat yaitu mantan Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan (9%). Dua menteri di kabinet saat ini yakni Dahlan Iskan dan Gita Wirjawan sama-sama meraih 7 persen.
"Stok tokoh lama seperti capres Partai Gerindra Prabowo Subianto hanya meraih 6 persen suara disusul tokoh Partai Golkar yaitu Capres Golkar Aburizal Bakrie dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang masing-masing meraih 5 persen suara," papar Megumi.