REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kapal Patroli Bisma 8001 Ditpolair Baharkam Mabes Polri mengamankan 61 warga Vietnam yang sedang mencuri ikan di perairan Provinsi Kepulauan Riau.
"Mereka mencuri ikan dengan empat kapal besar berbendera Vietnam di perairan Laut Cina Selatan yang masuk wilayah Kabupaten Anambas dan kami tangkap pada 4 Januari 2014. Tepatnya di 15 mil utara Pulau Jemaja, Anambas," kata Komandan Kapal Patroli Bisma 8001 AKBP Sigit N Hidayat di Batam, Jumat (10/1).
Kapal-kapal tersebut, kata dia, juga sudah dilengkapi alat navigasi canggih dan radar pendeteksi keberadaan ikan sehingga cepat mendapatkan hasil saat beroperasi. Kapal yang masing-masing memiliki berat kotor sekitar 100-160 ton, anak buah kapak, dan barang bukti, kata dia, diserahkan ke Lanal Tarempa karena cuaca buruk dan tidak bisa ditarik ke Batam.
"Cuaca sedang tidak bagus, sehingga kami putuskan menyerahkan barang tersebut ke Lanan Tarempa. Kami tidak ingin jika dipaksakan ke Batam justru tenggelam di tengah laut," katanya.
Menurut nelayan tradisional Anambas, kata dia, kapal-kapal tersebut sudah sejak September beroperasi di kawasan tersebut. "Pencurian ikan oleh nelayan-nelayan asing tersebut juga menggunakan pukat harimau sehingga sangat merusak habitat laut. Meski kerugian akibat ikan yang dicuri hanya ratusan juta, namun kerusakan lingkungan yang diakibatkan tindakan tersebut sangat besar," kata Sigit.
Sebelum diketahui beroperasi di Anambas, katanya, kapal-kapal tersebut sudah sempat datang ke Batam untuk mengurus izin penangkapan ikan ke Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan di Batam, namun izin tidak dikeluarkan. "PSDKP tidak berani menggeluarkan surat izin penangkapan ikan (SIPI) karena ragu dengan kelengkapan-kelengkapan kapal tersebut," katanya.
Sigit menduga kapal-kapal tersebut melintas di perairan Anambas dan melakukan pencurian ikan saat hendak pulang ke Vietnam. Kawasan perairan Laut Cina Selatan yang masuk Provinsi Kepulauan Riau sering kali menjadi sasaran pencurian ikan oleh nelayan asing terutama Vietnam, Thailand, Myanmar, dan Malaysia.