Jumat 10 Jan 2014 04:01 WIB

Jalintim Terendam Banjir Tulangbawang

ilustrasi banjir
ilustrasi banjir

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Banjir yang terjadi di Kabupaten Tulangbawang, Provinsi Lampung, akibat meluapnya Way (sungai) Tulangbawang, selain merendam rumah warga dan ratusan ternak, juga berdampak merusak Jalan Lintas Timur (Jalintim) daerah itu.

Informasi dari warga di Menggala, Tulangbawang, Kamis, menyebutkan, sejak dua bulan lalu jembatan yang berada di Kampung Cakat, Kecamatan Menggala Timur, sebagian rusak dan telah mengalami longsor akibat hantaman derasnya air dari Way Tulangbawang.

Namun sampai saat ini, kondisi longsor di sebagian sisi badan jalan negara ini belum terlihat adanya perhatian dari pemerintah pusat untuk memperbaikinya.

Menurut Nurcahyo, warga di sana mengkhawatirkan bila longsor yang telah mengikis bagian jembatan di sisi salah satu bagian ruas Jalintim itu dibiarkan dan tidak cepat diperbaiki lagi, dapat membuat badan jalan yang terkikis air semakin melebar hingga ke bagian tengah maupun ke sisi lainnya.

"Bila hal itu sampai terjadi, berarti Jalintim akan mengalami putus total khususnya di tempat itu," katanya.

Padahal Jalintim itu merupakan salah satu jalan negara utama penghubung daerah Lampung dengan provinsi lain di Sumatera khususnya Sumatera Selatan.

Karena itu, warga setempat dan para pengguna Jalintim di Tulangbawang mendesak pemerintah segera memperbaiki kerusakan jembatan dan jalan tersebut agar tidak semakin parah dan mengganggu kelancaran transportasi darat dari dan ke Lampung.

Menurut informasi warga dan pemerintahan di sejumlah wilayah di Lampung, hingga saat ini banjir telah terjadi di beberapa daerah seperti di sekitar Way Rarem Kabupaten Lampung Utara, Pringsewu dan Tanggamus, serta Lampung Tengah dan Waykanan dan beberapa daerah lainnya.

Banjir itu merendam rumah warga dan menimbulkan kerugian harta benda tidak sedikit nilainya.

Bencana angin longsor dan angin kencang juga melanda sejumlah tempat di Lampung hingga menumbangkan pohon besar di Kota Bandarlampung yang melukai sejumlah warga serta merusak belasan rumah.

Angin kencang juga terjadi di beberapa tempat lain di Lampung.

Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Lampung melalui Direktur Eksekutifnya, Bejoe Dewangga sudah mengingatkan bahwa musim hujan yang diperkirakan puncaknya pada Januari-Februari 2014 dapat menimbulkan bencana alam berupa banjir dan longsor, sehingga perlu diantisipasi sejak dini.

Selain sejumlah daerah yang dikenal rawan bencana alam itu, beberapa tempat lainnya di Lampung juga berpotensi terjadi banjir dan longsor sehingga pemerintah bersama instansi berwenang harus segera menyiapkan antisipati tanggap bencana dan tanggap darurat.

Warga di daerah itu juga diingatkan selalu waspada dan lebih jeli serta arif membaca tanda-tanda alam, sehingga saat terjadi bencana dapat segera menghindar guna menekan korban jiwa dan kerugian harta benda dalam jumlah besar.

Di Kabupaten Lampung Barat, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, Okmal, menyatakan pihaknya terus mewaspadai dan berupaya mengantisipasi setiap saat dapat terjadi bencana alam berupa banjir dan longsor di wilayah yang memang rawan bencana alam di musim hujan sekarang ini.

Apalagi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) daerah ini telah menyampaikan prediksi adanya curah hujan tinggi di Kabupaten Lampung Barat pada bulan ini hingga bulan depan, sehingga berpotensi menimbulkan bencana alam setiap saat dapat terjadi.

Pemkab Lampung Barat bersama instansi teknis terkait saat ini juga masih terus berupaya menormalkan kondisi beberapa titik ruas jalan lintas Liwa ke Krui Kabupaten Pesisir Barat yang beberapa waktu lalu mengalami longsor sepanjang puluhan meter.

Pembangunan kembali secara permanen ruas jalan lintas itu melewati jalur alternatif melalui kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) juga telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian Kehutanan sehingga diharapkan dapat segera dikerjakan.

"Saat ini, pengguna jalan di titik yang mengalami longsor dan masih dalam perbaikan itu harus ekstra hati-hati. Apalagi saat hujan karena masih berupa jalan tanah yang dikeraskan," ujar Okmal.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement